Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Duh, Pemahaman Masyarakat akan Ekonomi Syariah Masih Sangat Minim Baru 16,3%

Duh, Pemahaman Masyarakat akan Ekonomi Syariah Masih Sangat Minim Baru 16,3% Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) mengeluarkan Indeks Literasi Ekonomi Syariah pada hari ini (30/3/2020) sebagai salah satu wujud komitmennya untuk terus mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah (eksyar) di Indonesia.

Indeks Literasi Eksyar merupakan salah satu indikator yang menjadi cerminan tingkat literasi masyarakat Indonesia terhadap eksyar dan tingkat inklusi masyarakat terhadap layanan keuangan syariah, khususnya keuangan sosial syariah (ZISWAF).

"Indeks Literasi Eksyar nasional 2019 mencapai 16,3% (well literate) dari skala 100% yang mencerminkan adanya ruang bagi upaya meningkatkan pemahaman masyarakat tentang eksyar di Tanah Air," kata BI dalam keterangannya di Jakarta, Senin (30/3/2020).

Baca Juga: Alhamdulillah, BNI Syariah Beri Keringanan Penundaan Bayar Cicilan

BI menjelaskan, Indeks Literasi Eksyar diperoleh melalui pelaksanaan survei literasi ekonomi syariah secara nasional pada 2019 di 13 provinsi yang dianggap mewakili lebih dari 80% populasi umat muslim di Indonesia dan melibatkan 3.312 responden.

"Survei mencakup aspek pengetahuan prinsip dasar ekonomi syariah, keuangan sosial syariah dan produk atau jasa halal," terang BI.

Islamic Development Bank (IsDB) menyambut baik penerbitan Indeks Literasi Eksyar BI dengan menyatakan bahwa indeks ini merupakan yang pertama di Indonesia dan telah dilakukan dengan baik serta ditunjang metodologi yang umum diterapkan dalam standardisasi riset global.

Sejalan dengan hal tersebut, indeks literasi eksyar diyakini akan menambah referensi literasi Eksyar di tingkat nasional dan saling melengkapi dengan indeks literasi syariah yang sudah ada sebelumnya, seperti indeks literasi keuangan syariah yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Upaya mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah perlu dibangun secara komprehensif, baik dari sisi penawaran (supply) maupun permintaan (demand). Dari sisi supply, keberadaan pelaku Eksyar dan lembaga keuangan komersial syariah, seperti perbankan, pasar modal, dan takaful terus dikembangkan bersama otoritas terkait.

Baca Juga: Industri Halal Bakal Dongkrak Pasar Perbankan Syariah

Sedangkan dari sisi Islamic Social Fund (ISF), BI dan stakeholders terkait juga telah melakukan berbagai pengembangan di sektor wakaf dan zakat, di antaranya inisiatif Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) dan berbagai terobosan lainnya dalam implementasi Waqf & Zakat Core Principles untuk memperkuat social safety nets in Islamic economy.

Perkembangan Eksyar yang terdepan, keberadaan sektor produksi berbasis halal yang luas, serta pemahaman masyarakat yang baik akan berdampak positif terhadap pertumbuhan aktivitas usaha syariah nasional, yang pada akhirnya mampu menjaga stabilitas dan mendorong momentum pertumbuhan ekonomi.

Sebagai salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman masyarakat, indeks literasi Eksyar memegang peranan penting sekaligus menjadi salah satu indikator dalam melihat preferensi masyarakat terhadap produk-produk syariah yang ditawarkan di Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: