Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pangeran Turki al-Faisal Sebut Nihil Bukti Agen Asing Ikut Andil dalam Pembunuhan Ayahnya

Pangeran Turki al-Faisal Sebut Nihil Bukti Agen Asing Ikut Andil dalam Pembunuhan Ayahnya Kredit Foto: Khabar12 News
Warta Ekonomi, Riyadh -

Pangeran senior Kerajaan Arab Saudi, Turki al-Faisal, mengatakan tidak ada agen asing yang terlibat dalam pembunuhan ayahnya, Raja Faisal bin Abdulaziz al-Saud. Pangeran yang merupakan mantan kepala Intelijen Umum Saudi itu menegaskan bahwa pembunuhan ayahnya adalah tindakan individu.

Pangeran Turki membuat bocoran saat berbicara dengan Rotana Khaleeja Channel pada hari Senin (27/4/2020).

"Raja Khalid (bin Abdulaziz al-Saud) telah menugasi saya untuk ikut serta dalam penyelidikan pembunuhan Raja Faisal dan kami mengadakan kontak dengan semua sumber yang tersedia pada saat itu secara internal dan eksternal," katanya.

Pangeran Turki ingat bahwa Pangeran Naif adalah menteri dalam negeri pada waktu itu.

“Omar Shams, kepala Intelijen Umum saat itu, berpartisipasi dalam penyelidikan dan mengadakan kontak dengan semua agen asing yang memiliki hubungan dengan kerajaan. Penyelidikan yang berlangsung selama dua bulan menyimpulkan bahwa pembunuhan Raja Faisal adalah tindakan individu dan tidak ada pihak asing yang memiliki hubungan dengan itu," paparnya, seperti dikutip Saudi Gazette, Rabu (29/4/2020).

Menjawab pertanyaan tentang motif di balik tindakan individu apakah terkait dengan Raja Faisal sebagai pribadi atau kebijakannya, Pangeran Turki mengatakan bahwa sangat sulit untuk membedakan antara keduanya. Alasannya, karena motifnya mencakup keduanya, baik secara pribadi maupun terkait kebijakan Raja Faisal.

Pangeran Turki ingat bahwa ketika dia diangkat menjadi kepala Intelejen Umum Arab Saudi, sudah lazim untuk tidak mengumumkan nama direktur intelijen.

“Tapi pengangkatan saya diumumkan dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Royal Court, dan diumumkan kepada publik melalui media," ujarnya.

“Ketika saya mengambil alih kendali, saya melihat peraturan Intelijen Umum yang terdiri dari satu halaman. Setelah mendapatkan persetujuan dari para penguasa, saya bekerja keras untuk menerapkan Peraturan Intelijen yang komprehensif untuk memastikan kelancaran fungsi serta untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan," ujarnya.

Pangeran Turki menekankan bahwa Arab Saudi mengikuti hukum Syariah Islam, dan bahwa sistem intelijen dan yurisdiksinya tidak mengizinkan pembunuhan siapa pun di bagian dunia mana pun. Di sisi lain, perannya adalah untuk mengumpulkan informasi dan mencari sumber sebelum menyerahkannya kepada pejabat terkait.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: