Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Petani Sawit Swadaya Berikan Bantuan bagi Terdampak Covid-19

Petani Sawit Swadaya Berikan Bantuan bagi Terdampak Covid-19 Pekerja mengangkut tandan buah segar kelapa sawit hasil panen di PT Ramajaya Pramukti di Kabupaten Siak, Riau, Rabu (2/10/2019). Masalah perang dagang Amerika Serikat dengan China dan kampanye hitam dari negara-negara Uni Eropa bahwa sawit tidak ramah lingkungan masih menjadi faktor utama yang menyebabkan harga CPO atau minyak sawit mentah fluktuatif di pasar internasional. | Kredit Foto: Antara/FB Anggoro
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tak hanya ditanggung pemerintah, tetapi semua pelaku industri, masyarakat, hingga petani ikut berpartisipasi dalam memerangi Covid-19 yang masih mewabah di Indonesia.

APKSM (Asosiasi Petani Kelapa Sawit Mandiri), sebuah organisasi petani sawit swadaya yang ada di Kotawaringin, Kalimantan Tengah dan telah mengantongi sertifikat RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil), turut memberikan bantuan berupa kebutuhan bahan pokok kepada anggota APKSM, ICS, dan warga kurang mampu yang ada di Desa Sungai Rangit Jaya dan Desa Kadipi Atas, Kecamatan Pangkalan Lada.

Baca Juga: Konsumsi Minyak Sawit Merah Alami, Infeksi Covid-19 Dapat Dibasmi!

APKSM tentunya tidak hanya memikirkan kesejahteraan anggotanya saja, tetapi mereka yang bukan anggota pun dan berlokasi tinggal jauh dari keramaian juga disentuh untuk bisa terus bertahan hidup layak di tengah masih berlangsungnya wabah Covid-19 di Indonesia. Misalnya, Mbah Sumadi, sepasang suami istri lanjut usia, harus menghidupi diri mereka sendiri di Desa Kadipi Atas, Pangkalan Lada, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.

Mereka bukanlah orang yang bersentuhan langsung dalam kegiatan praktik sawit sesuai prinsip dan kriteria RSPO. Mereka juga bukanlah petani kelapa sawit swadaya yang memiliki lahan untuk dapat bergabung menjadi anggota asosiasi petani.

Ladang mereka telah habis dijual guna mempertahankan hidup. Mbah Sumadi yakin bahwa siapa pun itu, tentu belum pernah menginjakkan kaki di kampung atau di gubuk mereka tinggal, apalagi bertatap muka dengannya. Namun ternyata, bantuan dari APKSM telah diterima secara langsung oleh Mbah Sumadi.

Bantuan yang dibagikan APKSM tersebut berasal dari insentif penjualan sertifikat RSPO yang dibeli oleh Unilever, ACT, dan Felles Jopet Argan Rogalland. Peneliti dari RSPO, Imam A. El Marzuq, pernah menjelaskan, penjualan dari sertifikasi RSPO maksudnya yaitu virtual trading atau biasa disebut book and claim.

"Misalnya, satu ton TBS setara satu lembar sertifikat. Kalau ada 5.500 ton TBS, berarti ada 5.500 lembar book and claim yang bisa diperdagangkan melalui platform Green Palm. Pembelinya bisa siapa saja," kata Imam. Biasanya, kata dia, rate yang ditawarkan dalam lelang terbuka lebih baik dibandingkan perdagangan fisik. Umumnya, untuk tiap lembar sertifikat dibuka lelang dengan rate US$2,5/lembar.

Lebih lanjut, Grup Manager APKSM, YB. Zainanto Hari Widodo, mengatakan, "Organisasi petani swadaya kami memang belum sebesar organisasi yang lain. Hasil penjualan sertifikat RSPO pun masih relatif lebih kecil dari yang lain serta kami baru pertama kali memperolehnya. Namun, kami tetap bertekad memberi bantuan. Kami menyadari bahwa kerja keras dan melakukan kebaikan adalah tugas suci manusia agar manusia bisa menjadi manusia bagi yang lain."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: