Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Iseng Ikut Kursus Jurnalis di Ruangguru, Peserta Prakerja: Bongkar Kejanggalan si Belva!!

Iseng Ikut Kursus Jurnalis di Ruangguru, Peserta Prakerja: Bongkar Kejanggalan si Belva!! Kredit Foto: (Facebook/Agustinus Edy Kristianto)
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mantan Direktur Yayasan LBH Indonesia, Agustinus Edy Kristianto membagikan pengalamannya ketika mencoba mendaftarkan diri dalam program Kartu Pra Kerja.

Ia menceritakan rincian kisahnya dalam Facebook yang ia bagikan pada Rabu (29/3/2020).

Awalnya, ia mendaftar Kartu Prakerja pada 16 April 2020 lalu. Kemudian, pada 29 April 2020 Agustinus lulus pelatihan dan mendapat sertifikat berjudul "Jurnalistik: Menulis Naskah Berita Seperti Jurnalis Andal" yang bertanda tangan Adamas Belva Syah Devara, CEO Skill Academy Ruangguru.

Baca Juga: 2 Stafsus Mundur, Jokowi Sudah Lirik Pengganti Belva dan Andi Taufan?

Baca Juga: Waduh! Gerindra Sampai Heran: Kartu Prakerja Bikin Pempek Bayar Rp600 Ribu

Sebagai seorang jurnalis, ia pun bertanya-tanya mengapa Belva yang tidak berkecimpung di dunia pers bisa menandatangani sertifikat tersebut.

"Sebuah sertifikat yang bukan dari pihak yang berkompeten dalam dunia pers, semacam Dewan Pers, Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS), atau Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerbitan Yogyakarta (LP3Y)," katannya dalam keterangannya.

Kemudian ia pun mencari tahuu, bagaimana jual-beli kelas online dalam kartu prakerja. Awalnya, ia membeli paket kelas online "Teknik Menulis Naskah Berita Seperti Jurnalis Andal" seharga 220 ribu rupiah.

Sambungnya, ia mendapat materi kelas online itu berupa 11 video dari Skill Academy. Namun,ia memilih untuk tak menyelesaikan satu pun dari video-video itu.

Bahkan, ia langsung menggarap 12 soal ujian dalam waktu 5 menit dan langsung melampaui passing grade 55.

Singkatnya, keisengan muncul saat mengisi rating penilaian dan review. Ia menuliskan "Salam 5,6 triliun" dalam kolom review.

Dari aksinya ini, ia hanya mengatakan, "Terbukti bahwa sistem pemilihan peserta bisa meloloskan orang seperti saya, yang bukan merupakan sasaran peserta. Saya mengisi data sebagai wiraswasta, bukan korban PHK, pengurus dan pemegang saham perseroan pula (jika dicek ke Kemenkumham)," tulisya.

Kemudian, ia pun menyarankan kalau pemerintah memang ingin memberi pelatihan melalui Kartu Prakerja, ada baiknya jangan dilakukan pada saat-saat sulit seperti sekarang.

Pada akhirnya, Agustinus tak menggunakan sisa saldo dalam Kartu Prakerjanya.

"Dengan demikian, pada akhir tahun anggaran 2020, dana itu akan kembali ke Kas Negara," kata Agustinus.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: