Pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB ternyata memberikan dampak terhadap kualitas udara di Jakarta yang membaik. Sebab, aktivitas kendaraan bermotor menjadi berkurang sehingga polusi juga menurun.
Kepala Subbidang Informasi Pencemaran Udara BMKG, Suradi menjelaskan indikator utama yang mempengaruhi kualitas udara khususnya di Jakarta, secara umum adalah faktor alamiah dan faktor non-alamiah.
"Secara umum memang sekarang kalau melihat faktor alamiah, sekarang kalau dibandingkan tahun kemarin relatif lebih bagus kualitas udara di Jakarta," kata Suradi, Sabtu (2/5/2020).
Menurut dia, faktor alamiah terkait dengan arah kecepatan angin dan curah hujan atau klimatologis. Kemudian, faktor non-alamiah itu adanya campur tangan aktivitas manusia. Adapun penyumbang polusi udara yaitu kendaraan bermotor, terutama kendaraan roda dua alias sepeda motor.
"Kalau dari sisi penyumbangnya memang kendaraan bermotor, khususnya motor. Itu punya andil besar untuk memperburuk kualitas udara, kemudian industri," ujarnya.
Jadi, kata dia, dengan adanya penerapan PSBB membuat kualitas udara di Jakarta membaik. Karena, lanjut dia, memang kalau bicara kualitas udara ini sangat terbuka dan terpengaruh juga dari angin. "Bisa saja udara sekarang di Jakarta memang bukan berasal dari Jakarta, apalagi bulan April arah angin mulai berubah," jelas dia.
Namun, ia mengatakan kemungkinan kualitas udara Jakarta akan kembali memburuk apabila penerapan PSBB misalnya dua minggu lagi dihentikan dan musim kemarau masuk. "Itu kemungkinan akan berkontribusi terhadap kualitas cuaca yang seharusnya sudah membaik, mungkin sedikit terdegradasi lagi," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: