Oleh karena itu, Ani berharap agar penerapan PSBB bisa efektif untuk memutus rantai penularan. Sebab menurutnya, pulih atau tidaknya ekonomi tergantung bagaimana virus corona bisa segera diselesaikan.
Pemerintah, lanjut Ani, juga akan terus menekan pelemahan ekonomi dengan menjaga konsumsi rumah tangga melalui bansos.
"Kita terus percepatan penggunaan anggaran dalam rangka menjaga masyarakat, social safety net, bansos meluas, pemerintah cover minimal tiga bulan. Bahkan sampai enam bulan dan sembilan bulan sampai Desember. Kita harap ini cukup beri bantalan sosial," ujarnya.
Lebih ekstrem, ekonom Institute Development of Economic and Finance (Indef), Bhima Yudhistira, memprediksi pertumbuhan ekonomi tahun 2020 (full year) ini bisa minus 2 persen.
"Melihat realisasi di kuartal I yang anjlok cukup dalam maka diperkirakan kuartal II-2020 ekonomi akan minus karena ada perluasan PSBB di kota selain Jakarta dan pelarangan mudik. Akibatnya, aktivitas ekonomi nyaris mati total. Untuk full year skenario terburuk minus 2 persen," kata Bhima.
Apalagi, kata dia, saat ini bantuan sosial dari pemerintah belum semuanya tersalurkan kepada masyarakat terdampak.
"Kan harusnya pekerja informal dikasih Bantuan Langsung Tunai (BLT) dulu baru kemudian PSBB diberlakukan karena saat ini masyarakat sangat kesulitan mencari penghasilan," ujarnya.
Bhima menambahkan, dalam kondisi seperti ini, masyarakat kelas menengah yang rapuh menjadi rentan miskin bahkan jadi miskin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: