Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono juga punya penilaian mengenai ini. Pandu tidak menyebut orang-per orang. Dia lebih memaparkan secara umum, yaitu penerapan PSBB di semua provinsi masih belum optimal. Penerapan PSBB untuk menurunkan atau menekan kasus virus corona belum berhasil.
"Belum berhasil karena banyak warga masyarakat yang tidak mematuhi," kata Pandu saat dihubungi.
Pandu mengatakan, secara nasional, warga yang patuh untuk tinggal di rumah masih sangat sedikit. Provinsi yang menunjukkan peningkatan kepatuhan warga untuk tinggal di rumah adalah DKI Jakarta.
Menurut dia, ketidakpatuhan masyarakat tersebut disebabkan beberapa hal. Salah satunya, karena mereka tidak mau diatur-atur. Selain itu, perpanjangan PSBB tak diikuti dengan perubahan peraturan yang signifikan.
"Sehingga perpanjangan PSBB tidak akan berpengaruh banyak jika tidak diubah mindset-nya dari peraturan itu sendiri," ujar Pandu.
Menurut Pandu, PSBB sebenarnya cukup efektif untuk memutus rantai penyebaran virus corona. Pandu mengatakan, sejak DKI Jakarta menerapkan PSBB pada 10 April, jumlah penduduk yang beraktivitas di rumah hampir 60 persen. Hasilnya, jumlah kasus landai dan turun cepat.
"Ini membuktikan bahwa pengalaman empiris bahwa pembatas sosial itu berdampak," ujarnya.
Pandu berharap, pelaksaan PSBB ini harus disadari betul oleh disiplin masyarakat agar kebijakan ini dapat berjalan dalam jangka panjang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: