Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) meminta Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk tidak campur urusan Presiden Joko Widodo terkait kebijakan reshuffle atau perombakan menteri.
Politisi PDIP, Aria Bima, mengatakan PSI membuat isu reshuffle pada waktu yang tidak tepat karena pada saat ini pemerintah Indonesia tengah fokus dalam melakukan penanganan pandemi virus corona atau Covid-19. Ia menegaskan PDIP tidak tertarik membahas usulan PSI soal reshuffle menteri.
"Ini urusan Covid-19 jangan dicampuri dengan politik. Reshuffle urusan Presiden (Jokowi). Serahkan ke presiden saja. Dia tahu yang terbaik untuk mengatasi masalah ini," katanya di Jakarta, belum lama ini.
Baca Juga: Golkar Bilang PSI Aneh dan Tak Masuk Akal Karena...
Sebelumnya, PSI melontarkan isu reshuffle karena melihat ada beberapa menteri di kabinet sekarang yang kerjanya dianggap lambat dan memble. Padahal, PSI menegaskan Presiden Jokowi membutuhkan menteri yang gesit dan cepat dalam menangani situasi krisis akibat pandemi corona.
"Presiden perlu mengganti para menteri yang bekerja lambat dan lambat beradaptasi dengan situasi krisis," ujar Koordinator Juru Bicara PSI, Dara Nasution.
Terkait hal tersebut, Guru Besar Politik UI Prof Budyatna menyatakan para menteri kini deg-degan dengan adanya usulan reshuffle itu. Budyatna mengaku dirinya sepakat dengan usulan PSI agar Presiden Jokowi melakukan reshuffle sebab menteri yang saat ini kelihatan bekerja hanya segelintir saja.
"Bisa jadi para menteri sekarang lebih takut diganti ketimbang corona," tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo