Semangat New Normal Ala Jokowi vs Perang Dingin Ala AS-China: Rupiah Jadi Maju-Mundur Lawan Dolar AS
Presiden Jokowi terus menggaungkan semangat menjalani era kehidupan baru alias New Normal sehingga masyarakat pun diminta untuk mulai bersiap diri. Sayangnya, saat semangat tersebut terus ditabuh, masyarakat disuguhi oleh sentimen global yang tak mengenakkan, yakni perang dingin era baru antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Beberapa waktu lalu, pihak China tegas tak akan tinggal diam atas tindakan pemerintah AS yang gemar menempatkan China sebagai pihak paling bersalah dalam hal penyebaran virus corona di dunia. Oleh karena itu, ancaman balasan secara terang-terangan pun disampaikan oleh negara pimpinan Xi Jinping itu kepada negara pimpinan Donald Trump.
Baca Juga: Hapus Ketergantungan pada AS, Xi Atur Strategi Hadapi Skenario Terburuk Buat Ekonomi Usai Covid-19
"China tidak hanya menyerang balik secara simbolis, tetapi akan memberlakukan tindakan balasan yang akan membuat mereka merasakan sakit," tulis Global Times beberapa waktu lalu.
Bak dibuat bimbang dengan situasi yang ada, nilai tukar rupiah pun menjadi maju-mundur dalam melawan dolar AS. Sejak perdagangan spot Rabu (27/05/2020), rupiah beberapa kali berpindah posisi dari menguat, melemah, menguat lagi, dan melemah lagi.
Baca Juga: Meski Tipis, Rupiah Akhirnya Terapresiasi di Hadapan Dolar AS
Hingga pukul 10.02 WIB, rupiah terkoreksi sedalam -0,07% ke level Rp14.729 per dolar AS. Padahal, beberapa menit sebelumnya, rupiah menguat hingga level terbaiknya di angka Rp14.711 per dolar AS.
Kendati demikian, rupiah mampu menguat di hadapan tiga mata uang global lainnya, yakni dolar Australia (0,20%), euro (0,15%), dan poundsterling (0,08%). Pergerakan rupiah di kancah Asia, rupiah terpantau variatif dengan kecenderungan menguat.
Rupiah berada di posisi ketiga teratas setelah dolar Hong Kong (-0,11%), yen (-0,07%), dan baht (-0,04%). Itu artinya, rupiah unggul atas yuan (0,24%), won (0,17%), dolar Taiwan (0,08%), ringgit (0,06%), dan dolar Singapura (0,05%).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih