Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi Mau New Normal, Berkacalah pada Moon Jae-in!

Jokowi Mau New Normal, Berkacalah pada Moon Jae-in! Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A/Pool
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah diminta belajar dari Korea Selatan (Korsel). Sebab, baru dua pekan negara yang dipimpin Presiden Moon Jae-in itu menerapkan New Normal, saat ini angka positif Covid-19 meningkat kembali.

"Jangan terburu-buru menggelar New Normal, belajar dari Korsel, baru dua pekan mereka bikin New Normal, sekarang sudah naik lagi angka Covid-19-nya. Akibatnya sekarang Korsel akan melakukan pembatasan kembali," ujar Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboebakar Alhabsyi dalam keterangan tertulisnya, Minggu (31/5/2020).

Apalagi, kata dia, masih ada wilayah yang recovery rate-nya rendah, seperti Surabaya. Akibatnya, lanjut dia, kini RSUD dr Soetomo Surabaya yang menjadi salah satu RS rujukan mengalami kelebihan kapasitas pasien Covid-19.

Baca Juga: Innalillahi Berita Duka, Covid-19 Sudah Infeksi 6 Juta Jiwa di Seluruh Dunia, Meninggal Tembus. . .

"Tentunya kita khawatir apa yang disampaikan Ketua Gugus Kuratif Penanganan Covid-19 Jatim bahwa Surabaya bisa jadi Wuhan akan menjadi kenyataan," jelas Anggota Komisi III DPR RI ini.

Dia menjelaskan belum lagi jika sekolah di buka, apakah memang siap untuk menerapkan New Normal. Apalagi, kata dia, KPAI mencatat ada 831 anak terinfeksi Covid-19, tentu ini akan menjadi ancaman baru.

Menurut dia, tidak mudah menerapkan protokol kesehatan di sekolah, apalagi adanya keterbatasan APD sejenis masker. Demikian pula keterbatasan luas ruang kelas untuk menerapkan physical distancing.

"Terus terang masyarakat banyak yang mempertanyakan, apa sebenarnya yang dicari dengan gencarnya kampanye New Normal. Apakah ini lantaran desakan pengusaha pada sektor industri besar? Ataukah ada sebab lainnya? Tentunya kita harus mengutamakan keselamatan rakyat, ingat Salus Populi Suprema Lex Esto, keselamatan rakyat merupakan hukum tertinggi," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: