Anggota Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun meyakini fase normal baru (new normal) pada masa pandemi COVID-19 akan kembali menggerakkan perekonomian Indonesia. Menurutnya, melalui new normal pula akan ada reaktivasi perekonomian.
Politisi Golkar itu mengaku sudah melihat tanda-tanda positif dari fase new normal yang masih dalam tahap persiapan.
“Era new normal sudah disambut baik dengan menguatnya rupiah di mata dunia dan sentimen investasi yang terus tumbuh pada IHSG,” ujar Misbakhun melalui akun Twitternya, Rabu (03/06).
Mantan pegawai Direktorat Jenderal Pajak itu menambahkan, belum lama ini Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil jajak pendapat tentang 158 wilayah yang bisa kembali melakukan aktivitas kerja pada masa pandemi COVID-19. DKI Jakarta yang menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pun diyakini sebagai daerah yang bisa melakukan aktivitas kerja lagi.
Misbakhun menjelaskan, pemerintah mulai menyosialisasikan kebijakan new normal karena pandemi COVID-19 diperkirakan akan berlangsung lama. Di sisi lain, ujarnya, kehidupan perekonomian masyarakat tidak boleh dibiarkan terlalu lama terhambat.
Mantan influencer bidang perekonomian Tim Kampanye Nasional Joko Widodo - KH Ma’ruf Amin di Pilpres 2019 itu lantas menyodorkan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I (Q1) 2020 yang hanya mencapai 2,97 persen. Menurutnya, capaian itu jauh dari target kuartal I 2020 yang diharapkan mencapai kisaran 4,5-4,6 persen.
Misbakhun bilang, selama Q1 2020, pertumbuhan konsumsi hanya 2,84 persen, padahal biasanya masih di kisaran 5 persen. Yang patut dicatat adalah konsumsi berkontribusi sekitar hampir 57 persen pada produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
“Karena itulah new normal diharapkan dapat memulihkan kembali perekonomian Indonesia dari pandemi COVID-19,” ujarnya.
“Dengan kembalinya aktivitas masyarakat maka penerapan pola kehidupan new normal ini akan menjadi kunci kebangkitan ekonomi Indonesia,” ulasnya lebih lanjut.
Meski demikian, Misbakhun menegaskan bahwa era new normal bukan usaha kerja pemerintah semata. Pasalnya, kebijakan itu membutuhkan kerja sama dari kalangan swasta dan seluruh elemen masyarakat.
“Potensi penguatan ekonomi tersebut harus juga disertai dengan kesadaran kolektif masyarakat untuk bersiap menghadapi new normal secara bersama-sama,” tulisnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ferry Hidayat
Editor: Ferry Hidayat