Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Militer Turki Gusar Dituduh Lecehkan Kapal Perang Prancis di Laut Mediterania

Militer Turki Gusar Dituduh Lecehkan Kapal Perang Prancis di Laut Mediterania Kredit Foto: Sindonews
Warta Ekonomi, Ankara -

Angkatan Laut Turki dituduh telah melecehkan kapal perang Prancis yang hendak memeriksa apakah kapal Ankara menyelundupkan senjata atau tidak.

Tuduhan itu dibuat seorang pejabat Kementerian Pertahanan Prancis, Rabu. Pejabat itu mengatakan insiden pelecehan itu berlangsung ketika kapal perang Paris sedang menjalankan misi NATO, yakni mencegah pengiriman senjata ke Libya karena negara itu sedang dikenai embargo.

Baca Juga: Perkuat Militernya, Perusahaan Asal Turki Kembangkan Drone Kamikaze

Kapal Turki yang hendak diperiksa adalah Cirkin. Kapal itu mematikan sistem pelacakan, menutupi ID-nya dan menolak mengatakan ke mana ia akan pergi.

Namun, militer Ankara mengatakan tuduhan itu sama sekali tidak benar. Seorang pejabat militer Ankara mengatakan kepada Reuters secara anonim bahwa kapal perang Perancis tidak melakukan komunikasi dengan kapal Cirkin selama kejadian tersebut.

"Jika seseorang memperhitungkan bahwa kapal perang Prancis diisi bahan bakar oleh pihak kita sebelum insiden yang dituduhkan, jelas betapa tidak pantas dan tuduhan itu disengaja," katanya, yang dilansir Kamis (18/6/2020).

Kementerian Luar Negeri Prancis menuduh Angkatan Laut Turki bertindak bermusuhan terhadap sekutu NATO-nya untuk mencegah mereka memberlakukan embargo senjata PBB di Libya.

Turki, yang mendukung otoritas GNA (Pemerintah Kesepakatan Nasional) yang diakui secara internasional di Tripoli, telah mendapatkan pijakan di Libya dengan membantu mengusir serangan di ibu kota negara tersebut oleh Tentara Nasional Libya (LNA) pimpinan Khalifa Haftar yang didukung oleh Uni Emirat Arab, Mesir dan Rusia.

"Turki memenuhi kewajibannya sebagai sekutu hari ini seperti biasa," kata pejabat militer Turki tersebut. "Ini menyedihkan kami bahwa masalah telah mencapai tahap ini."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: