- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Pengamat: Penghapusan Premium dan Pertalite Buka Peluang Besar Kompetitor Pertamina
PT Pertamina (Persero) berencana akan menghapus Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium Ron 88 dan Pertalite Ron 90 dari seluruh SPBU Pertamina. Namun sampai sekarang, belum dijelaskan kepastian kapan program itu mampu direalisasikan oleh perseroan.
Adanya wacana tersebut langsung ditanggapi oleh pengangamat energi Center of Energy and Resources, Yusri Yusman. Menurutnya, kalaupun Pertamina berani menghapus, tentu alangkah baiknya hanya Premium yang dihapus dengan mempertimbangkan segala konsekuensinya.
Baca Juga: Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Premium Sesuai Penugasan
Dirinya melanjutkan, bahkan bila Pertalite juga dihilangkan, program itu bisa membuka peluang bisnis besar bagi pesaing Pertamina yaitu Vivo yang menjual BBM Ron 90.
"Oleh sebab itu, sebagai langkah bisnis kalau benar Premium dihapus, sebaiknya Pertamina memproduksi Pertalite Ron 90 ditingkatkan menjadi Pertalite Ron 91 dan Pertamax Ron 92 ditingkatkan menjadi Pertamax Ron 93 dengan standar Euro 4," jelas Yusri dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (18/6/2020).
"Sehingga produk akhir BBM Pertamina hanya ada pilihannya, apakah memproduksi Pertalite Ron 91 dan Pertamax Ron 93 serta Pertamax Turbo Ron 98 atau Pertamax Ron 92 dengan Pertamax Ron 95 dan Pertamax Turbo Ron 98," tambahnya.
Menurut Yusri, sebaiknya diketahui juga bahwa memproduksi BBM berkualitas dengan standard Euro 4 itu mempersyaratkan kandungan sulfur maksimal 50 ppm, kadungan aromatic di bawah 40%, dan kandungan benzene di bawah 5%. Namun, dirinya juga mempertanyakan pula sejauh mana kemampuan 6 kilang Pertamina saat ini untuk bisa menghasilkan besaran volume Pertalite Ron 91, Pertamax Ron 93, dan Pertamax Turbo Ron 98.
"Karena untuk memenuhi standard Euro 4, tak bisa Pertamina hanya melakukan dengan cara blending di terminal BBM yang selama ini biasa dilakukan, semuanya harus melalui proses di kilang," pungkas Yusri.
Diketahui, tujuan Pertamina menghapus Premium bertujuan mengurangi variasi BBM yang terlalu banyak seperti dikatakan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pasca Rapat Umum Pemegang Saham Pertamina pada 12 Juni 2020. Karena variasi BBM Pertamina terbanyak di dunia, tentu berdampak pada tingkat efisiensi proses bisnis di Pertamina.
Selain itu, tujuan utamanya adalah untuk menjaga kualitas lingkungan dan tingkat kesehatan masyarakat akibat polusi emisi gas buang kenderaan bermotor yang cukup tinggi, dengan langkah memproduksi BBM nasional yang bisa memenuhi standar Euro 4 sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor 20 tahun 2017.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: