Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengampanyekan Gerakan Diversifikasi Pangan dalam rangkaian acara Hari Krida Pertanian di Jakarta, Minggu (28/6/2020). Dengan slogan indah dan bahagia dengan pangan lokal, Gerakan Diversifikasi Pangan ini digelar sebagai upaya untuk mendorong ketersediaan dan konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman.
Menurut Mentan SYL, gerakan diversifikasi pangan ini mewakili harapan dan kebutuhan dari seluruh rakyat Indonesia agar ketahanan pangan tetap kokoh, yang memperkuat hadirnya negara yang sejahtera.
"Hari ini kita mengampanyekan gerakan diversifikasi pangan lokal. Kita nyatakan diverifikasi pangan lokal adalah kekayaan dan budaya bangsa. Bukan hanya beras yang kita miliki. Tapi yang kita miliki berbagai pangan lainnya. Tidak hanya beras, ada ubi-ubian, jagung, sorgum, sagu, kentang, labu, dan lainnya," ujar Mentan SYL.
Baca Juga: Ramai-ramai Dukung Reshuffle, IPW Teriak: Copot 11 Menteri Ini!
Lebih lanjut Mentan SYL mengungkapkan, upaya sekecil apa pun akan menjadi langkah untuk turut memperkuat ketahanan bangsa yang artinya kita memiliki kekuatan dan kemampuan bersama.
Dalam acara ini, Mentan SYL juga meluncurkan roadmap diversifikasi pangan lokal sumber karbohidrat nonberas.
Kepala Badan Ketahanan Pangan, Agung Hendriadi menuturkan, roadmap diversifikasi pangan hulu hingga hilir, meliputi produksi, pascapanen, stok dan pengolahan, pemasaran hingga pemanfaatan berupa edukasi ke masyarakat.
Dijelaskannya, untuk 2020 hingga 2021 mendatang, upaya diversifikasi pangan lokal pengganti beras meliputi penyediaan benih unggul, pupuk, dan pendampingan. Mempertahankan areal tanam dan menambah areal baru untuk pisang sumber karbohidrat, gerakan tidak mengonsumsi beras atau nasi dan produk turunannya satu hari dalam satu bulan serta melakukan kampanye dan edukasi ke masyarakat.
"Kita mendorong komoditas pangan lokal nonberas ini dikembangkan sesuai potensi dan spesifik lokasi, satu wilayah punya satu keunggulan komoditas," ungkap Agung.
Fokus komoditas, yaitu ubi kayu, sagu, talas, pisang, kentang, dan jagung.
Selain itu, tambah Agung, sosialisasi dan edukasi akan terus digaungkan agar masyarakat mengonsumsi pangan lokal karena pangan lokal memiliki kandungan gizi dan menyehatkan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: