Pemulihan Ekonomi Sumatera Barat
Gubernur Sumatera Barat, Prof. Irwan Prayitno yang menjadi keynote speaker webinar menyampaikan, bahwa selama masa PSBB perekonomian Sumatera Barat sempat terhenti. Namun dengan masuk masa new normal merupakan saat untuk kembali bergerak cepat melakukan pemulihan ekonomi dengan melakukan pendekatan terstruktur dan memberikan kelonggaran aturan pada sektor yang terdampak Covid-19.
Menurutnya, pariwisata menjadi salah satu sektor unggulan Sumatera Barat yang harus segera digerakkan. Jika pariwisata bergerak, maka banyak sektor lain yang juga bergerak. Untuk itu diperlukan upaya yang serius agar kepariwisataan segera bangkit dan bergerak.
“Harus ditumbuhkan kepercayaan publik, yaitu kepercayaan keamanan kesehatan bagi wisatawan yang datang ke Sumatera Barat,” ujar Gubernur Irwan.
Selain itu dibutuhkan promosi yang masif, tidak hanya oleh pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota, namun juga oleh semua pihak yang terkait dengan dunia pariwisata. Gubernur meminta pelaku, pegiat, dan operator wisata untuk bersama-sama melakukan promosi, agar percepatan pemulihan perekonomian melalui sektor pariwisata bisa berlangsung cepat.
Melengkapi keterangan Gubernur, Ketua Kadin Sumatera Barat Rahmat Saleh, menilai jika sektor pertanian di wilayah ini bisa menjadi unggulan, selain sektor peternakan dan perikanan. Namun ia mendesak untuk segera diciptakan produk bernilai tambah untuk membuat hilirisasi produk pertanian menjadi lebih baik.
Pada kesempatan yang sama, Wahyu Purnama dari Bank Indonesia Perwakilan Sumatera Barat menyebutkan jika pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat pada triwulan 1 2020 adalah 3,92%, masih di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Tiga faktor yang mendorong pertumbuhan itu adalah sektor pertanian, bidang industri pengolahan, dan proyek investasi besar seperti tol trans Sumatera. Pada tahun 2020, akuntan dari Univeritas Andalas itu memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat ada di kisaran 2%, masih di atas pertumbuhan ekonomi nasional.
Sementara itu Prof. Elfindri menyampaikan lima hal yang bisa dilakukan dalam rangka pemulihan dampak Covid-19 di Sumatera Barat. Pertama, koordinasi yang lebih erat antar instansi pemda Sumatera Barat untuk melahirkan inisiatif baru untuk mengambil kebijakan anti kemiskinan. Kedua, captive trading untuk nondurable goods (barang tidak tahan lama).
Ketiga, untuk kondisi khusus di Sumatera Barat dengan banyak masyarakatnya hidup di perantauan, national and local remitance (pengiriman uang) bisa menjadi faktor penggerak ekonomi daerah ini. Yang tak kalah penting menurut Prof. Elfindri, adalah mendorong tersedianya pendanaan dengan persyaratan ultra ringan, agar pelaku UMKM dan ultra mikro bisa mendapatkan kembali modal untuk berusaha. Terakhir,program pelatihan akan menjadi kunci agar korban terkena dampak Covid-19 bisa di-reskilling.
Ia sependapat dengan Prof. Mardiasmo, bahwa koperasi harus didorong untuk mengambil peran lebih baik dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: