Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waspadalah! IHSG Diramal Bakal Terjungkal Pekan Ini

Waspadalah! IHSG Diramal Bakal Terjungkal Pekan Ini Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/3/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari Senin (2/3/2020) sore, ditutup melemah 91,46 poin atau 1,68 persen ke posisi 5.361,25. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 bergerak turun 20,21 poin atau 2,3 persen menjadi 859,33, melemah setelah pengumuman dua orang Warga Negara Indonesia (WNI) positif terkena virus Covid-19 (Corona Virus Desease). | Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta
Warta Ekonomi, Jakarta -

Berbanding terbalik dengan kinerja di pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan ini diramalkan bakal melemah. Direktur PT Anugerah Mega Investama, Hans Kwee mengungkapkan bila IHSG bisa melemah hingga ke level 4.700-an.

“IHSG kami perkirakan berpeluang konsolidasi melemah dengan support di level 4.885 sampai 4.712 dan resistance di level 5.000 sampai 5.139,” ujarnya dalam keterangan remi di Jakarta, Senin (6/7/2020).

Baca Juga: IHSG Senin Siang, Investor Senang Dapat Cuan!

Hans mengutarakan bahwa ada beberapa sentimen yang akan membawa IHSG terperosok yang pertama Indeks Dow Jones, S&P 500dan Nasdaqmenutup kuartal kedua tahun 2020 dengan kanaikan dan termasuk rekor kenaikan. Hal ini terjadi ditengah pandemi covid 19 yang masih terus naik.

Kedua, terdapat perbaikan data tenaga kerja di Amerika Serikat seiring pelongaran lockdown yang dilakukan. Pelaku pasar mulai kuatir kenaikan kasus virus corona baru di AS dapat menghapus kenaikan lapangan kerja pada musim panas ini.

Ketiga, lonjakan kasus Covid 19 membayangi pembukaan ekonomi. Pelaku pasar perlu memperhatikan pernyataan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, Tedros Adhanom Ghebreyesus, bahwa yang terburuk belum datang dalam kasus pandemi Covid 19.

Keempat, beberapa Negara bagianAS melakukan penundaan pembukaan ekonomi akibat kenaikan kasus covid 19 yang meningkat. Menimbulkan kekawatiran gangguan ekonomi.

“Namun, perkembangan vaksin akan menjadi sentimen positif pasar,” ucapnya.

Baca Juga: Pekan Berakhir, IHSG Terapresiasi 1,42%

Selain itu, pelaku Pasar akan memperhatikan potensi perang dagang AS dan China menyusul lebih dari 75 anggota Kongres AS mengirim surat mendesak Presiden Donald Trump untuk mengambil keputusan resmi terhadap China akibat kekejaman yang terjadi atas kaum Muslim Uighur. Langkah Trump dan respon pemerintah China akan mempengaruhi pergerakan pasar.

Kemudian, aktifitas Bisnis China membaik terutama akibat permintaan dalam negeri yang membaik ditengah permintaan luar negeri yang lemah. Ini jadi sentiment positif pasar.

Dari dalam negeri sentimen positif data ekonomi menjadi pendorong, tetapi perpanjangan PSBB transisi sebenarnya indikasi bawah kita belum mampu memenuhi aturan WHO untuk pelongaran PSBB seperti di Negara lain.

“Masalah kesehatan menjadi kendala utama ekonomi Indonesia,” tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: