PT Krakatau Steel (Persero) Tbk mengupayakan fasilitas pinjaman modal kerja sebesar US$200 juta atau sekitar Rp3 triliun. Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim, menjelaskan, selanjutnya dana tersebut akan digunakan untuk menjaga kontinuitas produksi dan pasokan barang jadi kepada konsumen.
Selain itu, Silmy mengatakan bahwa pinjaman modal kerja tersebut juga akan digunakan memberikan relaksasi pembayaran kepada konsumen sehingga dapat menggerakkan pasar industri hilir dan industri pengguna.
Baca Juga: Anak Krakatau Steel Resmikan Integrated Warehouse Terbesar se-Asean
"Perusahaan juga dapat meningkatkan angka penjualan sekitar 6%-7% dari kondisi saat ini dan relaksasi pembayaran kepada konsumen menjadi 180 hari," kata Silmy di Jakarta, Rabu (8/7/2020).
Silmy menungkapkan, sejak bulan April terjadi penurunan permintaan dan penundaan pembayaran dari konsumen perseroan. Dengan penjualan berdasarkan asumsi pemulihan di kuartal satu, arus kas perusahaan akan negatif sejak April.
"Modal kerja yang ada saat ini sangat terbatas sehingga tidak mencukupi untuk mengatasi dampak penundaan pembayaran dari konsumen yang saat ini mengalami kesulitan arus kas," tambahnya.
Silmy menjelaskan, perseroan saat ini memproduksi baja sampai cold rolled steel (CRC). Dengan begitu, hasil akhir produksi perusahaan pelat merah ini bakal bisa diolah industri baja hilir yang kemudian menjadi baja ringan, atap, dan lain-lain.
Oleh karena itu, ia mengusulkan dana talangan ini berupa penempatan dana pemerintah pada giro akun special purpose vehicle (SPV). Selanjutnya, Krakatau Steel menjadikan itu sebagai fasilitas dagang (trade facility) yang digunakan untuk membeli bahan baku.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: