Hanya dalam waktu 3 tahun perusahaan ini langsung go publik di JASDAQ tahun 2000. Rakuten pun menjadi populer dalam waktu singkat dan berkembang menjadi 2.300 toko dan 95 juta tampilan halaman per bulan.
Masih belum puas, Rakuten pun meluncurkan Rakuten Travels, sebuah platform reservasi hotel online. Pada 2004, Rakuten memulai layanan keuangannya dan meluncurkan kartu kredit Rakuten.
Sejak itu, Rakuten menjadi raksasa teknologi terbesar yang mengoperasikan bank Internet terbesar Jepang dan perusahaan kredit terbesar ketiga di sana. Mikitani kemudian mendirikan Institut Teknologi Rakuten di Tokyo.
Hingga pada 2012, Rakuten pun berekspansi di berbagai negara mulai dari Hong Kong, Korea, China, Taiwan, Thailand, Austria, Kanada, Spanyol bahkan hingga Prancis.
Pada Maret 2015, Rakuten mulai perdagangan dalam Bitcoin. Mereka juga membuat beberapa akuisisi yang menghasilkan banyak keuntungan dalam bisnis di luar negeri termasuk Buy.com, PriceMinister, layanan e-book Kobo dan lain sebagainya.
Tak selalu mulus, pada 2019 lalu, Rakuten membukukan kerugian USD301 juta (Rp4,3 triliun) yang pertama sejak 2011. Namun kini Hiroshi Mikitani berdasarkan Forbes Real-Time Net Worth, memiliki kekayaan bersih mencapai USD6 miliar atau Rp87 triliun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: