Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Turki Ubah Hagia Sophia Jadi Masjid, Memecah Barat dan Timur?

Turki Ubah Hagia Sophia Jadi Masjid, Memecah Barat dan Timur? Turki. | Kredit Foto: REUTERS/Murad Sezer
Warta Ekonomi, Istanbul -

UNESCO, Yunani, Siprus dan para pemimpin gereja antara lain menyatakan keprihatinan tentang perubahan status museum Hagia Sophia menjadi masjid. Mereka menyatakan perubahan status itu bisa 

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan ikon Istanbul Hagia Sophia terbuka untuk ibadah umat Muslim, setelah pengadilan tinggi memutuskan konversi bangunan menjadi museum oleh negarawan pendiri Turki modern adalah ilegal.

Baca Juga: Hagia Sophia di Turki Kembali Jadi Masjid, Terungkap Prosesnya

Dilansir dari Al Jazeera, Minggu (12/7/2020), Erdogan membuat pengumuman, hanya satu jam setelah putusan pengadilan diturunkan, meskipun ada peringatan internasional untuk tidak mengubah status monumen berusia hampir 1.500 tahun, yang dipuja oleh orang Kristen dan Muslim.

"Keputusan itu diambil untuk menyerahkan pengelolaan Masjid Ayasofya kepada Direktorat Urusan Agama dan membukanya untuk ibadah," kata keputusan yang ditandatangani oleh Erdogan.

Situs Warisan Dunia yang berada di Istanbul ini merupakan magnet bagi wisatawan di seluruh dunia, pertama kali dibangun sebagai katedral di Kekaisaran Bizantium Kristen tetapi diubah menjadi masjid setelah penaklukan Ottoman atas Konstantinopel pada tahun 1453.

Putusan pengadilan segera diikuti oleh Erdogan yang mengatakan bahwa Situs Warisan Dunia yang dinyatakan oleh UNESCO ini akan dibuka kembali untuk ibadat Muslim.

Dewan Negara, pengadilan administratif tertinggi di Turki, dengan suara bulat membatalkan keputusan kabinet tahun 1934 dan mengatakan Hagia Sophia terdaftar sebagai masjid dalam perbuatan propertinya.

Terkait dengan pernyataan Erdogan, Amerika Serikat, Yunani, dan para pemimpin gereja menyatakan keprihatinan terhadap perubahan status bangunan yang diubah menjadi museum pada masa-masa awal negara Turki sekuler modern di bawah Mustafa Kemal Ataturk.

Di bawah ini adalah ringkasan reaksi internasional terhadap keputusan Erdogan.

Pemimpin gereja

Gereja Ortodoks Rusia menyatakan kecewa atas keputusan Turki untuk mencabut status museum Hagia Sophia, dan menuduhnya mengabaikan suara jutaan orang Kristen.

"Kekhawatiran jutaan orang Kristen belum terdengar," kata juru bicara Gereja Ortodoks Rusia Vladimir Legoida dalam komentar yang dikutip kantor berita Rusia Interfax.

Gereja Ortodoks Rusia sebelumnya mendesak agar ada seruan untuk mengubah status bekas katedral yang bersejarah itu, dan Patriarkh Rusia Kirill mengatakan ia "sangat prihatin" tentang langkah potensial itu dan menyebutnya sebagai "ancaman bagi seluruh peradaban Kristen".

Sebelumnya, Patriark Ekumenis Bartholomew, kepala spiritual dari sekitar 300 juta orang Kristen Ortodoks di seluruh dunia dan berbasis di Istanbul, mengatakan perubahan status Hagia menjadi masjid akan mengecewakan umat Kristen dan akan "memecah" Timur dan Barat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: