Aplikasi Ojol Jadi Media Buat Intimidasi Aktivis HAM, Benarkah?
Karena pandemi COVID-19, para aktivis HAM (hak asasi manusia) mesti mengandalkan layanan pengiriman berbasis internet demi membeli bahan makanan, makanan dan kebutuhan sehari-hari. Hal itu membuka celah bagi oknum untuk mengintimidasi mereka, termasuk melalui aplikasi Gojek dan Grab.
Mengutip laporan KrAsia, Kamis (16/7/2020), para oknum itu membajak akun Gojek atau Grab; lalu ‘mengirim’ banyak pengemudi ke rumah atau tempat kerja mereka. Salah satu korbannya ialah Pemimpin Redaksi Pers Mahasiswa 'Teknora' Universitas Lampung, Asih; ia hendak menggelar diskusi daring pada 11 Juni perihal ketidakadilan rasial yang terjadi pada masyarakat Papua di Indonesia.
Sehari sebelum acara, Asih berkumpul dengan dua staf editorial Teknora di sekretariatnya. Pada jam 7 malam, ia mendapat pesan dari nomor asing di WhatsApp; itu berbunyi, “di mana alamat pengiriman makanan?”
Baca Juga: Twitter Miliarder & Tokoh Politik Di-Hack, Kini Akunnya Sudah ...
Baca Juga: Pengguna Gmail Bisnis Dapat Fitur Baru! Mudahkan Kerja Jarak Jauh
Pada awalnya, Asih menganggap itu sebagai pesan spam sehingga ia mengabaikannya. Namun, tiba-tiba ada pemberitahuan di aplikasi Gojek soal pengantaran makanan, padahal ia tak membuat pesanan apapun saat itu.
Ia berujar, “tiba-tiba ada pemberitahuan obrolan dari aplikasi Gojek, menanyakan alamat untuk pengiriman makanan.”
Karena berpikir ada kesalahan sistem, ia melaporkan masalah kepada pihak Gojek. Parahnya, ada banyak pesanan yang tak Asih lakukan dalam akunnya; itu semua sedang dalam perjalanan menuju lokasinya. Panggilan telepon dan pesan pengemudi pun datang silih berganti; Asih sadar, ada pihak yang membajak akun Gojek-nya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: