Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Belum Beres di LCS, Kapal Perang AS Masih Lanjutkan Latihan

Belum Beres di LCS, Kapal Perang AS Masih Lanjutkan Latihan Kredit Foto: Wikimedia Commons
Warta Ekonomi, Washington -

Dua kapal induk Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) telah melanjutkan latihan ganda yang langka di Laut China Selatan. Ini adalah untuk kedua kalinya dalam bulan ini kapal perang AS kembali ke perairan yang diperebutkan.

Armada Pasifik AS dalam sebuah pernyataan mengatakan kapal induk dan kelompok tempur USS Ronald dan USS Nimitz, yang terdiri lebih dari 12.000 personel militer AS di antara dua kapal induk dan kapal penjelajah serta kapal perusak yang mengawal mereka, beroperasi di Laut China Selatan pada Jumat (17/7/2020).

Baca Juga: Konflik Menajam, Gelagat China di LCS Dinilai Mirip VOC Modern

Kedua kapal induk, dengan lebih dari 120 pesawat dikerahkan di antara mereka, sedang melakukan latihan pertahanan udara taktis untuk menjaga kesiapan dan kecakapan berperang.

"Dua kelompok tempur kapal induk tersebut berlatih ke tingkat kesiapan tertinggi untuk memastikan daya tanggap terhadap segala kemungkinan melalui proyeksi kekuatan," bunyi pernyataan tersebut seperti dilansir dari CNN.

Kehadiran kapal induk Nimitz dan Reagan di Laut China Selatan awal bulan ini menandai pertama kalinya dua kapal induk AS beroperasi bersama di sana sejak 2014 dan kedua kalinya sejak 2001.

Latihan itu dimulai pada 4 Juli dan Komandan Sean Brophy di atas kapal Reagan mengatakan pada 8 Juli bahwa setiap kelompok tempur melanjutkan tugas masing-masing.

Foto yang diposting di situs web Angkatan Laut AS menempatkan kelompok tempur Reagan di Samudra Hindia dari 10 Juli hingga 14 Juli.

Sebelumnya AS mengirim dua kapal induk AS; USS Nimitz dan USS Ronald Reagan, melakukan latihan militer di kawasan Laut China Selatan yang disengketakan pada hari Sabtu.

Pengerahan dua kapal perang raksasa Amerika itu terjadi ketika Beijing sedang melakukan latihan perang di kawasan yang sama, yang telah dikritik oleh Pentagon dan negara-negara Asia Tenggara.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: