Laut China Selatan diduga semakin memanas saat Amerika Serikat (AS) menolak klaim China mengenai wilayah tersebut.
Dikutip dari laman South China Morning Post (SCMP), Beijing pun secara hati-hati mulai mengelola hubungannya dengan Vietnam agar lebih baik.
Baca Juga: LCS Meradang, Kemlu China: AS Maunya Cuma Ribut Terus
Khususnya setelah AS mengambil garis lebih keras dalam sengketa Laut China Selatan dan menolak sebagian besar klaim jalur air strategis China.
Pada pekan ini, AS sempat menyatakan bahwa klaim China tersebut telah melanggar hukum.
Menanggapi kabar Beijing yang mulai mendekati Vietnam, Wakil Menteri Luar Negeri China, Luo Zhaohui mengatakan bahwa pihaknya memang telah melakukan pembahasan mengenai Laut China Selatan dengan pihak dari Vietnam melalui Le Hoai Trung.
Tindakan itu dilakukan pada Kamis (16/7/2020) lalu namun hingga kini belum disiarkan perincian lebih lanjut.
Pada Jumat (17/7/2020) terdapat pernyataan dari Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB) yang didukung Beijing untuk memberikan pinjaman uang sekitar Rp1 triliun kepada bank Umum Saham Kemakmuran Vietnam.
Pinjaman itu dimaksudkan untuk memperluas pinjaman kepada bisnis swasta yang terganggu oleh pandemi virus corona baru (Covid-19).
Dalam waktu lama, Laut China Selatan kerap dilalui oleh sepertiga pelayaran global disertai perselisihan yang terus terjadi.
Perselisihan itu sering melibatkan China, Vietnam, Filipina, Taiwan, Malaysia dan Brunei.
Laut China Selatan pun diyakini mengandung cadangan utama gas alam dan minyak sehingga menjadi potensi besar bagi negara di sekitarnya.
Pertemuan China-Vietnam dilakukan tepat setelah Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengeluarkan pernyataan.
Pada Senin (13/7/2020) lalu ia mengatakan bahwa pihaknya secara resmi menentang klaim Tiongkok atas perairan dalam wilayah 'garis sembilan' yang mencakup hampir semua Laut China Selatan.
Baca Juga: Gak Mau Dipermalukan, China Pamer Rudal Helikopter di Muka AS
Kementerian Luar Negeri Vietnam pada Rabu (15/7/2020) menanggapi bahwa mereka menyambut posisi negara-negara yang konsisten dengan hukum internasional dan menghormati ketertiban hukum laut.
Sementara itu, direktur Inisiatif Penyelidikan Situasi Strategis Laut China Selatan, Hu Bo membuka suara.
"Vietnam adalah satu dari sedikit negara yang akan senang melihat ketegangan AS-China. Ini memiliki konflik paling akut dengan China di Laut Cina Selatan. Banyak politisi Vietnam berpikir negara itu dapat memaksimalkan keuntungannya dalam konflik AS-China dan menjadi bagian dari hubungan segitiga," ujarnya.
Terdapat pula pernyataan dari pengamat Vietnam yang menyebut bahwa negara tersebut mendukung posisi AS.
"Posisi AS yang kuat dapat membantu memodifikasi klaim dan posisi China di Laut Cina Selatan," ujarnya.
Pengamat tersebut menambahkan bahwa AS secara tak langsung dapat membantu negara lainnya dalam pencegahan China melakukan dominasi wilayah.
"Vietnam akan senang melihat kehadiran militer AS dan peran keamanan di Laut Cina Selatan, yang dapat membantu mencegah militer China membangun posisi dominasi," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: