Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Curhat Miliarder Dunia, Kangen Naik Jet Pribadi Gegara Corona

Curhat Miliarder Dunia, Kangen Naik Jet Pribadi Gegara Corona Intruktur tari Morgan Jenkins membuat video di depan sebuah mural saat terjadi pandemi global virus corona (COVID-19) di Los Angeles, California, Amerika Serikat, Jumat (3/4/2020). | Kredit Foto: Reuters/Mario Anzuoni
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pandemi corona membuat banyak orang bosan di rumah aja, tak terkecuali para miliarder dunia. Seorang investor miliarder Wall Street ini curhat harus menggunakan Zoom selama pandemi.

Tokoh besar yang enggan disebutkan namanya ini merupakan miliarder AS yang terdaftar di Bloomberg. Memiliki banyak harta hingga jet pribadi, ia khawatir tak bisa ke mana-mana dengan jet pribadinya.

"Sekarang kalau Anda ada di bus dan mulai bersin, semua orang bakal kesal," keluhnya saat berbincang dengan Bloomberg.

Baca Juga: 83 Miliarder Dunia Memohon Pajaknya Dinaikkan untuk Atasi Corona

Dilansir dari New York Post, Senin (20/7/2020) tokoh miliarder anonim ini kemudian bercerita bahwa ia harus menyetir sendiri untuk ke toko dari kampung halamannya yang ada di pinggiran New York. Hal ini karena lantaran tak ada staf yang mendampinginya selama pandemi.

Dia juga meratapi nasib harus bekerja dari jarak jauh tanpa didampingi 5 orang stafnya. Segala pernyataannya ini berbanding terbalik dengan apa yang pernah ia lontarkan di masa awal pandemi. Dia sempat merasa tak khawatir dengan adanya virus corona.

"Saya bisa melakukan tes. Saya punya koneksi ke dewan rumah sakit terbaik. Saya hanya akan meminta bantuan untuk orang-orang terdekat," ungkap dia beberapa waktu lalu.

Tapi ucapannya berubah sejak 22 Mei 2020, ketika angka pengangguran mencapai titik tertinggi di Amerika Serikat sejak era Great Depression pada 1929-1939.

"Semuanya jadi lebih besar. Saya telah mengucapkan kata yang salah," ujar dia.

Ia juga merasa tak harus meratapi wabah corona ini. Sebagaimana diketahui, corona telah merumahkan 30 persen tenaga kerja di Negeri Paman Sam.

"Apakah perang itu adil? Apakah orang-orang mati karena perang? Ya. Kemudian ada virus yang bersifat menular. Lalu alam berkata, saya mau memilihmu. Apakah itu adil? Apakah itu tepat? Tidak, tapi itulah kehidupan," tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: