Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perang Drone India Vs China: Sokongan Kuat Israel untuk New Delhi

Perang Drone India Vs China: Sokongan Kuat Israel untuk New Delhi MQ-9 Reaper, produksi General Atomics Aeronautical Systems seharga hampir Rp200 miliar per unitnya yang dipakai untuk membunuh Qassem Soleimani. | Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

India dan China tengah dihadapkan konflik perbatasan yang rumit soal line of actual control (LAC) di Ladakh. Berangkat dari masalah itu, keduanya mulai menyadari pentingnya pesawat udara tak berawak (UAV). Penggunaan drone atau UAV tak lepas dari tujuan menjaga dan mengawasi daerah perbatasan negara.

Dalam laporan EurAsian Times yang dikutip Warta Ekonomi, Selasa (21/7/2020), Israel Aerospace Industries adalah pemasok utama drone untuk Angkatan Darat India. Ada empat jenis drone yang telah India gunakan.  Drone Heron dan Searchers, digunakan untuk pengintaian dan serangan, sedangkan Harpa dan Harop penggunaannya bertujuan untuk anti-radiasi.

Baca Juga: Tempel China, Rupanya Militer AS dan India Latihan Perang Bareng

Pada November 2005, media melaporkan bahwa India akan membeli sekitar 50 Heron Medium-Altitude Long-Endurance (MALE) dari Israel Aerospace Industries dalam kesepakatan senilai 220 juta dolar AS.

Unit itu rencananya akan digunakan untuk misi pengintaian di pegunungan India yang berbatasan langsung dengan China dan Pakistan dan di sepanjang perairan pantai panjang India.

India hampir menyelesaikan kesepakatan pada tahun 2004, tetapi ditunda karena perubahan pemerintahan di New Delhi.

Drone Heron dilaporkan memiliki performa luar biasa selama proses pemulihan pasca-tsunami Desember 20014. Hal itu lantas membuat kesepakatan antara India dan Israel tercapai. Selain itu, performa saat agresi China di perbatasan India juga memperkuat kesepakatan untuk melanjutkan kontrak.

Angkatan bersenjata India kembali mengusulkan untuk membeli drone bersenjata Heron pada tahun 2012. Menurut pejabat senior kementerian pertahanan, proposal tersebut tidak mendapatkan dukungan politik di UPA-2. Mereka mengatakan bahwa proyek itu dihidupkan kembali dan dilacak dengan cepat oleh pemerintah Narendra Modi awal tahun ini.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: