Perang Drone India Vs China: Sokongan Kuat Israel untuk New Delhi
Pekan lalu, pemerintah India secara diam-diam menyetujui pembelian 10 pesawat tak berawak rudal dari Israel --akuisisi penting yang akan meningkatkan kemampuan serangan militer lintas batas India. Kesepakatan itu bernilai 400 juta dolar AS.
"Ada kebutuhan untuk akuisisi Heron untuk menambah armada drone yang ada ini untuk memenuhi persyaratan armada Angkatan Udara kita. Kami berencana untuk memesan UAV ini,” papar sumber pemerintah mengatakan kepada ANI dilansir EurAsian Times, Selasa (21/7/2020).
Seperti dilaporkan sebelumnya oleh EurAsian Times, India telah mengerahkan UAV di wilayah perbatasan yang diperebutkan untuk memantau semua kegiatan pasukan China. Di Ladakh timur, Angkatan Darat India tidak hanya menempatkan tentara tambahan tetapi juga mengintensifkan pengawasan 24 jam LAC melalui UAV.
"Drone dapat dengan mudah mengakses tempat-tempat yang tidak dapat diakses oleh manusia, dan memantau situs-situs penting yang terlalu sulit untuk dipatroli," kata Zhou Chenming, seorang analis militer.
"Dan India telah menunjukkan kerugian pada kualitas dan kuantitas drone-nya."
"Sangat bagus jika sesuatu seperti ini terjadi. Daripada mengirim pilot di daerah berisiko tinggi, yang terbaik adalah menggunakan pesawat tanpa awak. Sistem ini juga dapat digunakan untuk kejutan, serangan diam-diam," kata PV Naik, mantan Kepala Staf Angkatan Udara India.
Heron adalah sebuah drone tempur dengan jangkauan ketinggian sedang 8,5 meter (28 kaki) dan mampu membawa beban hingga 250kg (550lbs). Drone ini memiliki kecepatan maksimum 200 km/jam (155 mph), dan dapat beroperasi hingga 52 jam --atau ketinggian maksimum-- 10.000 meter.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: