Ekonom senior Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri memprediksikan Indonesia akan masuk dalam jurang resesi sebagaimana yang dialami banyak negara dunia sehingga perlu upaya mempersiapkan diri atas kondisi terburuk.
Faisal dalam webinar Kajian Tengah Tahun Seri 3 Indef yang ditayangkan secara daring, Selasa (28/7/2020), mengatakan Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) memprediksi Indonesia tumbuh minus di kuartal II dengan kisaran -2,8 persen hingga -3,9 persen.
Baca Juga: Menko Airlangga: Indonesia Punya Peluang Lolos dari Jurang Resesi
Baca Juga: Ya Gusti, Jika RI Resesi, Gak Kebayang Prediksi Indef, Ngeri!!
"Ayo kita persiapkan kondisi terburuk ini. Yang kita bisa lakukan adalah secepat mungkin kita recovery. Kalau resesi, sudah pasti. Jadi bukan menghindari resesi tapi bagaimana kita cepat recover dan resesinya secetek mungkin. Tidak dalam," katanya.
Faisal mengatakan krisis kali ini akan berbeda dengan krisis-krisis sebelumnya, maka formula baku tidak memadai untuk mengatasinya. Ia menambahkan semua negara juga melakukan penanganan yang sama mulai dari melakukan pelebaran defisit hingga paket stimulus serta menurunkan suku bunga.
"Mengingat kondisinya sekarang berbeda, resep baku tidak cukup. Ada dimensi yang harus dikedepankan yakni kesehatan masyarakat dan penyelamatan jiwa manusia. Tidak boleh ada trade off antara ekonomi dan kesehatan," katanya.
Faisal menuturkan di Indonesia, hampir semua lini merasakan dampak pandemi COVID-19. Mulai dari gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK), meningkatnya ketimpangan global hingga penurunan turis mancanegara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: