Pengurus JMSI 2020-2025 yang hadir antara lain Ketua Umum Teguh Santosa, Bendahara Dede Zaki Mubarok, Sekretaris Bidang Kerjasama Antar Lembaga Yayan Sopyani, Anggota Bidang Hukum dan Advokasi Ahmad Hardi Firman dan Ketua JMSI DKI Jakarta Darmawan Sepriyossa.
Mantan Ketua DPR RI yang juga pernah menggeluti dunia jurnalistik ini menilai tantangan terbesar yang dihadapi media massa saat ini bukan lagi bersumber dari otoriter negara. Melainkan para buzzer di media sosial yang memproduksi hoax dan hate speech sesuai pesanan.
Namun demikian, Bamsoet mengatakan bahwa media tak boleh kalah. Media harus tetap membuktikan diri sebagai rujukan utama masyarakat mendapatkan informasi yang akurat.
Baca Juga: Bamsoet Akan Gelar Lomba Menembak Piala Ketua MPR RI
"Posisi media massa khususnya Media Siber di Indonesia masih tetap eksis ditengah gempuran para buzzer," tandas Bamsoet.
Ia pun menambahkan data riset lembaga Edelman Trust Barometer 2019 terhadap 26 negara. Lembaga tersebut memperlihatkan hanya 4 negara yang rakyatnya masih percaya terhadap media massa, yakni China (76 persen), Indonesia (70 persen), India (64 persen), dan Uni Emirat Arab (60 persen).
Rakyat di negara-negara besar justru tak menaruh kepercayaan tinggi terhadap media massa. Seperti Rusia (26 persen), Turki (27 persen), Jepang (35 persen), Inggirs (37 persen), dan Amerika Serikat (48 persen).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: