Perwira Tinggi AS Akui Takut Rudal Nuklir China, Salah Langkah?
Seiring dengan ambisi besar menjadi salah satu kutub kekuatan dunia, China terus mengembangkan program senjata nuklirnya. Sejumlah rudal balistik dengan hulu ledak nuklir terus dibuat China, tanpa halangan berarti. Termasuk, kekuatan raksasa lainnya, Amerika Serikat (AS).
Dalam berita sebelumnya, Amerika senantiasa berupaya menarik China ke dalam perjanjian program nuklir. Dalam laporan yang dikutip dari Defense News pada 23 Mei 2020, utusan Amerika, Marshall Billingslea, sempat mendesak Rusia agar membujuk China untuk masuk dalam pakta kontrol senjata nuklir, NEW START.
Baca Juga: Apa Alasan Australia Berani Pasang Badan Hadapi China di LCS?
Akan tetapi, kabarnya permintaan Amerika ini ditolak mentah oleh Rusia. Kemudian dalam laporan 25 Juli 2020 lalu, Rusia kembali menyatakan sikap untuk mendukung China sebagai sekutunya.
Kekuatan nuklir China yang semakin meningkat, membuat Amerika sangat khawatir. Sederet pernyataan bahkan diutarakan oleh sejumlah perwira tinggi Angkatan Bersenjata AS (US Armed Forces).
Yang terbaru, kembali, seorang perwira tinggi militer Amerika membeberkan ketakutan negaranya.
Adalah Laksamana Charles Richard, Panglima Komando Strategis Angkatan Bersenjata AS, yang mengakui peningkatan signifikan senjata nuklir China.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: