Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bahan-bahan Kimia yang Mudah Meledak

Bahan-bahan Kimia yang Mudah Meledak Kredit Foto: Unsplash/Andres Perez
Warta Ekonomi, Jakarta -

Lebanon dikejutkan dengan adanya 2.750 ton amonium nitrat yang meledak. Zat kimia ini disimpan di dalam sebuah gudang di Beirut setelah terjadi ledakan besar menewaskan lebih dari 100 orang. Senyawa kimia ini tidak hanya digunakan sebagai bahan pupuk tapi juga untuk meledakan tambang.

Secara sifat, amonium nitrat diklasifikasikan sebagai 'bahan energetik', yang menghasilkan panas saat terurai. Jika ada jumlah amonium nitrat yang cukup, amonium nitrat dapat menghasilkan panas yang cukup untuk terbakar dan menjaga api tetap menyala, tanpa perlu tambahan katalis dari luar  seperti nyala api.

Baca Juga: Apa Penyebab Amonium Nitrat Meledak di Gudang Pelabuhan Beirut?

Ketika terbakar, amonium nitrat mengalami perubahan kimia yang mengarah pada produksi oksigen. Diketahui, oksigen adalah zat yang diperlukan untuk membuat  api untuk terus menyala dan menjadi lebih besar.

Saat memanas, bahan kimia dapat melebur menjadi satu, menciptakan segel atau steker. Ruang di belakang steker terus dipanaskan dan terbentuk gas. Gas panas mengembang, tetapi tidak dapat lolos atau terperangkap. Akhirnya, gas akan menembus segel dan kekuatan itu akan memicu ledakan.

Terlepas dari itu, ada banyak laboratorium di seluruh dunia yang merancang dan membuat bahan peledak untuk kepentingan dan pemakaian tertentu. Berikut adalah lima bahan kimia non-nuklir yang semuanya meledak melalui pelepasan gas yang cepat, dilansir di The Conversation, Rabu (5/8/2020).

1. TNT

220px-Trinitrotoluen.JPG

Salah satu bahan kimia peledak yang paling umum dikenal adalah trinitrotoluene (TNT). Bahan peledak ini sering keliru dikenal sebagai dinamit. Kekeliruan ini mungkin dipicu oleh contoh-contoh membingungkan dalam budaya populer, seperti lagu TNT dari grup AC/DC dengan lirik seperti “I'm TNT. I'm dynamite,".

TNT adalah padatan kuning dan pertama kali diproduksi sebagai pewarna pada tahun 1863. TNT tidak meledak secara spontan dan sangat mudah dan nyaman untuk ditangani, sehingga sifat eksplosifnya hanya ditemukan sekitar 30 tahun kemudian oleh kimiawan Jerman Carl Häussermann pada tahun 1891.

TNT bahkan dapat dicairkan dan dituangkan ke dalam bejana. Namun, TNT akan meledak dengan bantuan sumber panas dan dengan kekuatan yang besar, karena kelompok nitro dalam molekul dengan cepat berubah menjadi gas nitrogen.

Ini membuatnya ideal untuk digunakan dalam penghancuran terkendali, di mana bahan peledak dapat ditanam dan diledakkan ketika direncanakan, misalnya oleh penambang. Ini menjadikannya bahan peledak yang relatif aman.

TNT juga digunakan sebagai ukuran standar untuk bom, sehingga ledakan bahan kimia lainnya sering diukur relatif terhadap TNT.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: