2. TATP
TATP adalah rumus kimiawi milik kelompok molekul bernama peroksida, yang mengandung ikatan oksigen-oksigen yang lemah dan tidak stabil. Peroksida tidak ditemukan di TNT. Ini berarti bahwa TATP jauh lebih tidak stabil dan lebih rentan meledak secara spontan.
Ledakan TATP diketahui sekitar 80 persen sekuat TNT, tetapi zat ini jauh lebih sulit untuk ditangani. Guncangan atau ketukan yang kuat sudah cukup untuk memicu ledakan, yang berarti cukup mudah untuk secara tidak sengaja meledakkan diri Anda dalam proses pembuatannya.
TATP juga telah menerima banyak perhatian media karena mudah dibuat dan telah secara teratur digunakan dalam bahan peledak improvisasi (IED) yang terkait dengan serangan teror seperti pemboman London 7/7 pada tahun 2005.
3. RDX
RDX adalah 'peledak nitrogen', yang berarti bahwa sifat peledaknya disebabkan oleh banyaknya ikatan nitrogen-nitrogen, bukan oksigen.
Ikatan ini sangat tidak stabil, karena atom nitrogen selalu ingin bersatu untuk menghasilkan gas nitrogen karena ikatan rangkap dalam nitrogen sangat kuat dan stabil. Semakin banyak ikatan nitrogen-nitrogen yang dimiliki molekul, seperti RDX, biasanya semakin eksplosif.
Karena TNT tidak mengandung ikatan nitrogen-nitrogen yang tidak stabil, RDX bersifat lebih kuat. Namun, RDX sering dicampur dengan bahan kimia lain untuk menghasilkan efek yang berbeda, seperti membuatnya kurang sensitif dan kecil kemungkinannya meledak secara tak terduga. RDX juga biasa digunakan dalam pembongkaran bangunan.
4. PETN
Salah satu bahan kimia peledak paling kuat yang kita kenal adalah PETN, yang mengandung kelompok nitro yang mirip dengan yang ada di TNT dan nitrogliserin dalam dinamit. Ledakannya sangat kuat.
Namun, cukup sulit untuk membuat bahan kimia ini meledak sendiri. Biasanya, bahan ini digunakan dalam kombinasi dengan TNT atau RDX.
PETN digunakan dalam Perang Dunia II, untuk membuat detonator peledak yang menggunakan arus listrik untuk peledakan. Sekarang ini PETN juga digunakan dalam detonator peledak dalam senjata nuklir.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: