Tanpa pendanaan, tanpa silo kedua
Direktur pelabuhan Ahmed Tamer mengatakan kepada Reuters, kerusakan di pelabuhan Beirut masih dikaji. Lalu lintas kapal kini dialihkan ke Tripoli, yang telah menerima sekitar 2 juta ton barang setahun. Total kapasitasnya adalah 5 juta ton.
“Untuk gabah, kami bisa terima kapasitas maksimalnya sekitar 200-250.000 ton. Harus ada rencana logistik ... manajemen rantai pasokan yang sukses,” kata Tamer, dilansir Reuters, Jumat (7/8/2020).
Biji-biji gandum yang diterima di pelabuhan itu harus diangkut sejauh sekitar 2 km, untuk disimpan di pabrik terdekat.
Pengaturan logistik di negara itu sebenarnya bisa lebih sederhana, jika rencana pembangunan silo di pelabuhan terbesar kedua di Lebanon terwujud beberapa tahun sebelumnya.
Tamer mengatakan, rencana pembangunan silo biji-bijian dengan kapasitas 150.000 ton di Tripoli sempat ditangguhkan karena kurangnya dana. Padahal rencana tersebut merupakan bagian dari proyek ekspansi yang lebih luas yang sedang berlangsung untuk seluruh pelabuhan.
Rencana tiga tahun lalu termasuk area logistik lengkap yang melayani silo.
"Kami melakukan semua peta yang diperlukan dan menyiapkan semua studi ... tidak ada cukup dana," kata Tamer, seraya menambahkan kementerian transportasi sekarang mengunjungi kembali proyek tersebut.
"Jika kita bisa melakukan ini sebagai proyek jalur cepat, itu bisa dibangun secepat mungkin dan memberikan keamanan pangan strategis Lebanon."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: