Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kunjungi Pindad, Bamsoet: Tingkatkan Industri Pertahanan Nasional

Kunjungi Pindad, Bamsoet: Tingkatkan Industri Pertahanan Nasional Kredit Foto: Humas MPR

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini memaparkan data Stockholm International Peace Research (SIPRI) yang mencatat pengeluaran belanja persenjataan dunia pada 2018 mencapai US$420 miliar, tertinggi sejak berakhirnya Perang Dingin. Hal tersebut dipicu eskalasi ketegangan Amerika Serikat-Tiongkok, yang membuat berbagai negara melakukan penguatan persenjataan militernya.

"Ketegangan Amerika-Tiongkok semakin kuat lantaran pandemi Covid-19. Tak menutup kemungkinan, berbagai negara selain berjuang melawan pandemi juga semakin berjuang menguatkan industri pertahanan. Jika Amerika dan Tiongkok terlibat perang maupun eskalasi militer, Asia Tenggara dipastikan menjadi kawasan paling terdampak," papar Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menekankan, Indonesia memang tak mengharapkan terjadinya perang. Namun, tetap harus bersiap menghadapi berbagai kemungkinan terburuk. Sebagaimana doktrin umum dalam menjaga kedaulatan; siap perang di kala damai, siap damai di kala perang, siap perang di kala perang.

"Di Asia, akibat ketegangan Amerika-Tiongkok, industri pertahanan Korea Selatan menuai berkah. Tercatat dalam kurun waktu 2015-2016, mereka berhasil mengekspor persenjataan senilai US$8,4 miliar. Keberhasilan tersebut bukanlah dibangun dalam semalam, melainkan dibangun serius sejak 1970."

"Indonesia melalui kerja sama epik Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sudah memberikan perhatian serius terhadap pengembangan industri pertahanan. Semoga bisa membuahkan hasil maksimal," pungkas Bamsoet.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: