Harga Bitcoin telah mengalami beberapa volatilitas sederhana akhir-akhir ini, menembus US$12.000 selama akhir pekan dan kemudian turun di bawah level US$11.500 pagi ini (11/8/2020).
Data dari CoinDesk menunjukan mata uang digital paling terkemuka di dunia telah berfluktuasi terutama antara US$11.800 dan US$12.000.
"Level US$12.000 memberikan resistensi untuk Bitcoin," kata Jesse Proudman, CEO dari Strix Leviathan dikutip dari Forbes, Rabu (11/8/2020).
Baca Juga: Bitcoin dan Emas, Komoditas yang Gak Mempan Diterpa Krisis
"Dan seperti yang telah kita lihat selama seminggu terakhir, menembus level US$12.000 akan membutuhkan pembelian berkelanjutan yang signifikan," tambahnya.
Kiana Danial, CEO Invest Diva, menawarkan sudut pandang serupa. "Dapat dikatakan bahwa titik harga US$12.000 (dan sebagian besar angka bulat di atas US$10.000) bertindak sebagai penghalang untuk aksi harga Bitcoin," katanya.
"Zona US$12.000 secara khusus telah bertindak sebagai perlawanan di masa lalu, pada September 2019, jadi itu menciptakan tekanan untuk kenaikan lagi," lanjutnya.
Tim Enneking, Direktur Pelaksana Digital Capital Management, memberikan sudut pandang yang lebih optimis.
"BTC tentu saja menghadapi beberapa resistensi pada 12 ribu, tetapi itu benar-benar tidak ada artinya dibandingkan dengan resistensi yang dihadapinya dan di atasi pada US$10 ribu, yang berlangsung dari Oktober (atau bahkan September) tahun lalu hingga bulan lalu."
"Harga pada dasarnya telah melambung dari 12 ribu dua kali dalam satu minggu dan tidak menunjukkan kelemahan nyata," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: