Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hagia Sophia Jadi Klaster Baru Turki, Jumlah Kasusnya Tembus...

Hagia Sophia Jadi Klaster Baru Turki, Jumlah Kasusnya Tembus... Kredit Foto: REUTERS/Murad Sezer
Warta Ekonomi, Istanbul -

Hagia Sophia menjadi klaster baru Covid-19 di Turki, usai pelaksanaan salat Idul Adha. Para profesional kesehatan menilai tercatatnya kasus positif di Hagia sophia karena tindakan pencegahan yang tidak diikuti secara ketat selama pelaksanaan ibadah.

Pada 24 Juli 2020 lalu, sekitar 350.000 orang memadati Hagia Sophia dan daerah disekelilingnya.

Baca Juga: Ya Allah! 500 Jemaah Salat Jumat Hagia Sophia Positif Covid-19

Hagia sophia kembali dipadati usai tengara era Bizantium menjadi masjid lagi setelah sebelumya berfungsi sebagai museum selama beberapa dekade.

Beberapa dari 500 tamu di dalam masjid, termasuk anggota parlemen dan juga jurnalis, telah didiagnosis positif Covid-19, karena kurangnya jarak sosial dan penggunaan masker.

Jumlah kasus Covid-19 di Turki mulai mencatat peningkatan dan telah melebihi angka 1.000 setelah kegiatan Idul Adha.

Keputusan pemerintah untuk menahan angka kasus positif dalam perawatan intensif dan mereka yang diintubasi telah meningkatkan kembali kekhawatiran masyarakat mengenai virus corona di negara itu.

Dikutip dari Arab News, para profesional kesehatan mengatakan pandemi telah memburuk sekitar pada bulan lalu.

Pembukaan Hagia Shopia untuk pelaksaan salat tanpa ada tindakan pencegahan yang tepat dan tegas adalah alasan dari lonjakan kasus tersebut.

"Setelah pembukaan Hagia Sophia, kami juga mendengar banyak kasus di kalangan politisi," kata seorang dokter.

Namun, para politisi itu dapat mengetahui positif sejak awal sebelum gejala muncul karena menjalani pemeriksaan rutin setiap tiga hari untuk memastikan mereka sehat.

"Jika warga biasa juga mendapatkan tes serupa, angka kasus sebenarnya akan lebih tinggi," ujar seorang dokter di sebuah RS di Provinsi Anatolia tengah, Sivas, Turki.

"Jika keadaan terus seperti ini, tidak akan ada seorang pun di rumah sakit yang tidak terinfeksi. Bahkan mungkin ada kekurangan tenaga medis yang mengundurkan diri dari pekerjaan atau menjadi sakit," tambahnya

Sebuah 'daftar panjang' pemimpin dunia Muslim dan Kristen, termasuk Paus Francis, diundang ke doa pengukuhan di Hagia Sophia berdasarkan keterangan dari dr. Ergin Kocyildirim.

"Sepertinya tidak ada dari mereka yang menghadiri salat, tetapi virus corona hadir," kata dr. Ergin Kocyildirim yang merupakan seorang ahli bedah kardiotoraks pediatrik dan asisten profesor di Departemen Bedah Kardiotoraks di Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburgh.

Kocyildirim mengatakan kunjungan Presiden Recep Tayyip Erdogan ke Hagia Sophia kemungkinan membuat aturan jarak sosial sulit untuk ditegakkan di dalam landmark karena banyaknya orang yang ingin melihat atau berfoto dengan pemimpin Turki itu.

"Saya yakin gambar-gambar itu membuat banyak profesional perawatan kesehatan merasa kesal, karena langkah tiba-tiba seperti ini dapat merusak upaya selama berbulan-bulan untuk menahan virus," ungkapnya

"Meski kepercayaan butuh waktu untuk dibangun, kepercayaan itu bisa hilang dengan cepat," tambahnya.

Para ahli kesehatan memperingatkan bahwa beberapa provinsi Anatolia sedang menanggung beban pandemi dengan peningkatan tajam kasus-kasus lokal sejak awal Juni, ketika tindakan antipenularan dilonggarkan dan perjalanan antarkota serta upacara pernikahan yang ramai diizinkan.

Laporan pemerintah tentang kasus harian telah diperdebatkan oleh beberapa profesional kesehatan dan Asosiasi Medis Turki (TTB), mengklaim bahwa angka harian sebenarnya lebih dari 3.000.

Kementerian Kesehatan juga dikritik karena mengabaikan metode filiasi sebagai bentuk pelacakan kontak antar kerabat dekat untuk secara artifisial mengurangi jumlah kasus dan membuka jalan bagi pariwisata dan normalisasi kegiatan ekonomi.

"Ketika ribuan profesional kesehatan berjuang melawan penyakit itu, dan ketika puluhan warga kehilangan nyawa karena pandemi, semua orang dan terutama otoritas publik seharusnya lebih bertanggung jawab," ujar Murat Emir, anggota parlemen dari oposisi utama Partai Rakyat Republik dan juga seorang dokter.

Ia menyayangkan pembukaan Hagia Sophia, membuat ribuan orang berkumpul tanpa mematuhi tindakan jarak sosial dan penggunaan masker.

Belum lagi beberapa kota dari Provinsi Anatolia mengatus sebuah tur menggunakan bus untuk pembukaan Hagia Sophia dan tak diketahui apakah para enumpang telah mendapat kode resmi dari Kementerian Kesehatan atau tidak untuk perjalanan domestik.

Emir memperingatkan bahwa pertemuan seperti itu di mana tindakan jarak sosial tidak diterapkan cukup untuk memicu penyebaran COVID-19.

Per Jumat pagi, 14 Agustus 2020 Negara Turki telah mencatat 245.635 kasus positif Covid-19, dengan 5.912 kematian dan sudah 228.057 pasien yang dinyatakan sembuh.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: