Bakir menuturkan, PreciPalm memberikan prospek yang sangat baik untuk mendukung pemasaran pupuk NPK nonsubsidi. Prospek pemanfaatan Precipalm, menurut Bakir, juga strategis karena baru Pupuk Indonesia melalui Pupuk Kaltim yang memiliki solusi rekomendasi pemupukan berbasis satelit.
Petani sawit dapat fokus pada peningkatan produktivitas kebun sawit dengan menerapkan prinsip pertanian presisi sebagai cara menuju pertanian modern, seperti yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian.
"PreciPalm dapat menjadi cikal bakal penopang kesuksesan PI Grup dalam mengimplementasikan solusi pertanian melalui rekomendasi pemupukan presisi," tutur Bakir.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Direktur Utama Pupuk Kaltim Meizar Effendi menjelaskan bahwa pesatnya perkembangan pertanian yang menuntut adanya pengembangan inovasi, menjadi dasar terwujudnya PreciPalm Pupuk Kaltim yang bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB).
"PreciPalm menjadi konsep pertanian cerdas (smart farming) untuk mengoptimalkan peningkatan hasil pertanian secara kualitas dan kuantitas, dengan efisiensi penggunaan sumber daya," ujar Meizar, Senin (24/8/2020).
Setelah diluncurkan pada Desember 2018, lalu uji lapang di kebun sawit PTPN 3, PTPN 5 dan PTPN 7 pada kuartal pertama 2019, saat ini Pupuk Kaltim telah memasuki tahap komersialisasi PreciPalm untuk dipasarkan pada konsumen, baik korporasi maupun petani kelapa sawit.
Sebagai tindak lanjut, pada Senin (24/8) Pupuk Kaltim melaksanakan pelatihan peningkatan kompetensi SDM Pupuk Kaltim dalam bidang pertanian presisi dan Precipalm.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Rosmayanti