Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ramai Hubungan Ottoman-Nusantara, Sejarawan Turki Bilang...

Ramai Hubungan Ottoman-Nusantara, Sejarawan Turki Bilang... Kredit Foto: Rawpixel
Warta Ekonomi, Istanbul -

Isu mengenai hubungan Kesultanan Utsmaniyah atau Ottoman dengan wilayah Nusantara telah menjadi perbincangan hangat di Indonesia akhir-akhir ini.

Beberapa pihak menyebut bahwa wilayah Nusantara pernah menjadi bagian dari kekuasaan Utsmani beberapa abad lalu. Sebagian yang lain menganggap relasi itu hanya sebatas hubungan diplomatik.

Baca Juga: Anak Gus Dur: Percaya Khilafah Sama Saja Membubarkan Indonesia

Namun bagaimanakah sejarah mendudukkan persoalan ini? Anadolu Agency bertemu dengan sejarawan Turki Dr. Ismail Hakk Kad yang memiliki perhatian terhadap hubungan sejarah Ottoman di Asia Tenggara.

Saat polemik itu mencuat, nama Kadi ramai disebut-sebut di Indonesia sebagai sejarawan yang mampu menjelaskan akurasi sejarah mengenai hubungan Utsmani dan Nusantara.

“Saya tidak terlalu banyak mengikuti perdebatan itu di sana, tetapi ada beberapa sahabat saya di sana memberikan kabar tentang isu itu,” ucap Kad saat melakukan wawancara dengan Anadolu Agency, beberapa hari lalu.

Kad dikenal sebagai akademisi yang gigih meneliti langsung arsip-arsip Utsmani untuk mendapatkan gambaran lebih objektif dan komprehensif mengenai sejarah relasi Utsmani dengan wilayah Nusantara dan Asia Tenggara pada umumnya.

Hasil penelitiannya itu telah dituangkan dalam sejumlah publikasi jurnal, makalah, dan buku.

“Sejak April 2009, kurang lebih 11 tahun saya meneliti hubungan antara Kerajaan Utsmani dengan negara-negara yang ada di Asia Tenggara, bukan hanya Indonesia saja,” ucap Kad.

Salah satu bukunya yang menjadi rujukan bagi dunia akademik adalah Ottoman-Southeast Asian Relations: Sources from the Ottoman Archives. Buku ini ditulis bersama sejarawan Inggris Andrew Charles Spencer Peacock yang juga fokus dalam mendalami sejarah Utsmani.

“Yang ada di buku itu, bukan lah kumpulan dari semua arsip yang telah saya temukan selama ini. Hanya yang penting-penting saja, tapi saya sudah berusaha mencantumkan arsip dan dokumen yang penting dalam buku itu,” terang dia.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: