Dia mengingatkan, kepentingan kedua negara jangan sampai membuat Indonesia terperangkap. Apalagi Indonesia menempatkan posisi sebagai negara bebas aktif. "Utamakan kepentingan Indonesia daripada memihak satu di antara yang lain," ujarnya.
Dia juga menyarankan agar semua pihak tidak terlalu reaktif menanggapi analisa pihak AS. "Tanggapi dengan bijak. Jangan langsung emosional. Kita juga harus pintar membaca kepentingan kedua negara itu," tuturnya.
Wakil Ketua Fraksi Nasdem DPR, Willy Aditya juga memastikan, analisa AS salah. Sebab, tak ada dasar apa pun yang memungkinkan pembangunan pangkalan militer asing di Indonesia. Menurut Willy, AS harus memahami konstitusi dan regulasi di Indonesia tentang kerja sama militer.
"Kita perlu memeriksa lebih dalam maksud Amerika mengungkapkan rencana China itu ke publik. Jangan sampai kita dimanfaatkan Amerika maupun China ini,” ucapnya.
Pihak China juga sudah bicara. Kementerian Pertahanan China menegaskan, laporan Pentagon sama sekali tidak benar serta mencemarkan nama baik militer mereka. "Laporan itu mencemarkan nama baik modernisasi militer China, pengeluaran pertahanan, kebijakan nuklir, dan masalah lainnya," ungkap Kemenhan China dalam pernyataannya yang dikutip AFP, Kamis (3/9).
Menurut China, laporan itu adalah contoh terbaru ketakutan AS. "China selalu menjalankan kebijakan pertahanan nasional defensif dan semua orang tahu bahwa China adalah pembangun perdamaian dunia," sambungnya.
China kemudian menyerang balik AS. Mereka menyebut, pangkalan militer AS di seluruh Pasifik telah memicu ketegangan di Asia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: