Ketika Pembelot Beberkan Bisa Lihat Mayat di Jalan-jalan Korut
Seorang pembelot asal Korea Utara (Korut) menceritakan nasib tragis yang dialami olehnya dan juga jutaan warga negara yang dipimpin oleh Kim Jong-un itu.
Pembelot bernama Yeonmi Park itu berhasil kabur dari Korut dan kini menetap di Amerika Serikat sejak 2007 lalu.
Baca Juga: Pengawas PBB Kaget, Korut Terus Perkaya Uranium
Usai bebas dari Korut, ia kerap melihat bagaimana warga di negara tersebut sangat menderita dan kurang mendapatkan perhatian.
Dikutip dari HZ Herald, Park juga menceritakan penduduk di Korut yang sering mati kelaparan sejak Kim Jong-un memimpin.
Menurutnya, tidak ada seorang pun yang memiliki teman. Pasalnya mengekspresikan suatu emosi kepada orang lain sangat dilarang.
Gadis berusia 26 tahun itu kemudian melanjutkan bahwa warga Korut memanggil orang-orang disekitarnya dengan nama 'Comrade'.
Park menuturkan, satu-satunya rasa kasih sayang yang ditunjukkan warga Korut hanyalah kepada Kim Jong-un.
Meski begitu, kedua orang tua Park mengaku tidak memiliki rasa cinta sedikit pun terhadap pemimpinnya.
Park yang kini telah menjadi seorang aktivis hak asasi manusia (HAM), menggambarkan rezim Korut sebagai 'Holocaust' zaman modern.
Dirinya menegaskan, tidak ada toleransi untuk orang-orang yang memiliki pendapat berbeda dengan pemerintah.
Park juga menjelaskan, Pemerintah Korut sangat menutup negaranya dari jangkauan negara-negara luar.
"Korea Utara telah dibersihkan sepenuhnya dari seluruh dunia, itu benar-benar kerajaan hermit. Ketika saya tumbuh besar di sana, saya tidak tahu bahwa saya terisolasi, saya tidak tahu bahwa saya sedang berdoa kepada seorang diktator," ujar Park.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: