Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Operasi-operasi Kotor Mossad Israel, Bunuh Tokoh-Tokoh Islam

Operasi-operasi Kotor Mossad Israel, Bunuh Tokoh-Tokoh Islam Kredit Foto: GTO Israel/Kobi Gideon

“Abu Jihad tidak dibunuh  tentara, melainkan atas perintah atau keputusan otoritas Israel dan pemimpin militer,” ujarnya.

“Semua orang tahu siapa perdana menteri ketika itu dan menteri pertahanan serta kepala pasukan keamanan. Bagi kami mereka bertanggung jawab atas pembunuhan itu,” tegas Alul. Saat peristiwa pembunuhan terjadi, Yitzak Shamir menjabat sebagai perdana menteri. Sementara, menteri pertahanan dipegang Yitzhak Rabin yang kemudian tewas dibunuh sayap kanan pada November 1995.         

Mossad Israel juga disebut dalang di balik pembunuhan pemimpin Palestina, Yasser Arafat. Hasil investigasi pada  11 November 2015 menyebutkan Arafat dibunuh di rumah sakit militer di Paris, Prancis. Pengumuman itu dibuat pada Rabu, 11 November 2015, sehari sebelum peringatan kematian kesebelas Arafat, yang juga pemenang hadiah Nobel Perdamaian.    

Pada awalnya penyebab kematian Arafat dikabarkan karena kanker. Ada yang bilang juga karena penyakit hati sampai infeksi HIV. Namun, sebuah investigasi yang dilakukan Al-Jazirah mengungkapkan tak satu pun rumor tersebut yang benar.

Arafat dalam kondisi kesehatan yang baik hingga tiba-tiba jatuh sakit pada 12 Oktober 2004. Desakan pemeriksaan kembali kematian Arafat datang setelah laboratorium Swiss menemukan bekas radioaktif mematikan, polonium-210, di pakaian Arafat yang digunakan saat dia meninggal November 2004 lalu. 

Penemuan tersebut memunculkan dugaan kematian Arafat karena diracun. Radioaktif tersebut merupakan jenis sama yang telah menewaskan mata-mata Rusia Alexander Litvinenko di London pada  2006. Arafat meninggal di rumah sakit di Prancis.   

Dugaan mantan pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Yasser Arafat meninggal karena diracun makin menguat lewat serangkaian investigasi yang dilakukan stasiun televisi Al-Jazirah.

Tim dokter dari Institut de Radiophysique di Lau sanne, Swiss, menemukan kandungan zat radioaktif bernama Polonium-210 dalam level yang sangat tinggi di pakaian milik Arafat yang dia kenakan selama dirawat di Prancis. Janda Arafat, Suha Arafat, mendesak Pemerintah Palestina melakukan investigasi, dimulai dengan menggali makam Arafat di Ramallah dan mengautopsi tengkoraknya.

Meninggalnya Arafat pada 11 November 2004 pukul 03.30 waktu Prancis memang sangat misterius. Tidak ada yang tahu apa penyebab Arafat wafat. Sebanyak 50 dokter di RS Militer Percy di Clamart, Prancis, yang merawat Arafat tak pernah tahu apa penyebab kesehatan pejuang Palestina ini terus memburuk. Dalam diagnosis terakhirnya di dokumen kematian Arafat hanya disebutkan dia meninggal karena salah satu nya pendarahan otak.

Dalam tayangan dokumenter Al-Jazirah diperlihatkan Arafat secara mendadak jatuh sakit. Gejala sakit bermula pada 12 Oktober 2004. Di markas PLO di Ramallah, hanya empat jam setelah makan malam, tiba-tiba Arafat mengeluh sakit perut, mual, pusing, diare, dan demam.

Dokter pertama yang merawatnya, Omar Dakka, mengira Arafat terserang flu dan memberinya obat flu biasa. Tapi, kondisinya tidak membaik. Empat hari setelah itu kesehatan Arafat makin parah. Berat badannya mulai menyusut. Petinggi PLO panik dan memanggil tim dokter dari Mesir untuk memeriksa Arafat. Tak ada hasil yang jelas dari pemeriksaan dokter Mesir.

PLO lantas meminta bantuan tim dokter Tunisia untuk memeriksanya. Hasilnya sama, tidak ditemukan penyebab pria kelahiran Kairo, Mesir, ini sakit parah. Obat utamanya saat itu hanyalah antibiotik.

Delapan hari setelah sakit perut itu, Arafat menelepon istrinya, Suha. Dalam wawancara dengan Al-Jazirah, Suha mengungkapkan, di telepon Arafat bersikap sangat romantis. “Ini aneh karena biasanya dia akan sangat formal karena pembicaraan kami didengar banyak orang,” kata Suha. Dia mengingat, Arafat mengucapkan, “ I love you“. Perkataan yang tak pernah Arafat katakan di depan umum. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: