Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menelisik Akar Permasalahan Ketegangan Yunani-Turki, Ternyata...

Menelisik Akar Permasalahan Ketegangan Yunani-Turki, Ternyata... Seorang wanita melihat melalui teropong saat kapal Yunani dan Prancis berlayar dalam formasi selama latihan militer bersama di laut Mediterania, dalam gambar selebaran tak bertanggal ini diperoleh oleh Reuters pada 13 Agustus 2020. | Kredit Foto: Reuters/Greek Ministry of Defence
Warta Ekonomi, Athena -

Yunani dinilai tetap mengambil langkah meningkatkan ketegangan dengan Turki ketimbang menjalin dialog langsung dengan Ankara karena Athena diprovokasi oleh aktor dari luar kawasan seperti Prancis.

Berikut pemaparan Anadolu Agency terkait penyebab meningkatnya ketegangan di Mediterania Timur serta sikap Yunani dan Prancis di kawasan tersebut.

Baca Juga: Turki Bawa Mundur Kapalnya dari Laut Mediterania, Yunani Siap Damai?

1. Bagaimana ketegangan di Mediterania Timur berawal?

Ketegangan di Mediterania Timur pertama kali dipicu ketika Siprus Yunani membuat perjanjian internasional untuk mengeksplorasi sumber daya energi di sekitar pulau tersebut, serta mengabaikan hak-hak sah pihak Turki di utara pulau itu.

Perusahaan-perusahaan Barat, dengan dukungan pemerintah mereka, memulai berbagai eksplorasi dan pengeboran gas alam di wilayah tersebut dengan dukungan Yunani.

Selama bertahun-tahun Turki dan Republik Turki Siprus Utara (TRNC) telah memperingatkan berbagai pihak bahwa sumber daya alam di sekitar pulau itu harus dibicarakan untuk kepentingan semua pihak, dan perlu ada solusi yang adil dan tahan lama. Tapi mereka menutup telinga atas peringatan Turki itu.

Dengan semakin banyaknya ladang hidrokarbon yang dieksplorasi di Mediterania Timur, negara-negara di wilayah tersebut mulai bergerak untuk membuat perjanjian Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

Turki dan TRNC terus memperingatkan Siprus Yunani saat mereka menandatangani perjanjian ZEE yang mereka klaim dengan Mesir pada 2003, dengan Lebanon pada 2007, dan dengan Israel pada 2010.

Otoritas Siprus Yunani terus melakukan penelitian di ladang hidrokarbon bersama dengan perusahaan Barat di wilayah di mana Turki dan TRNC memiliki hak yang sah.

Mesir, Yunani, Siprus Yunani, dan Israel berusaha menyingkirkan aktor lain di kawasan, seperti Turki, Libya, dan Lebanon, melalui East Med Gas Forum di Kairo.

Sebagai inisiatif niat baik, Turki dan TRNC mengusulkan melalui PBB untuk membentuk komite bersama sumber daya hidrokarbon. Namun, Athena dan Siprus Yunani, yang mendapat dukungan dari Uni Eropa, menunjukkan bahwa mereka tidak terbuka untuk kerja sama.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: