Ford mengantisipasi peluncuran 40 produk baru pada 2004 termasuk Mustang dan Escape Hybrid baru, SUV bensin/listrik pertama. Secara total, perusahaan berencana memiliki 150 produk baru di pasar pada pertengahan dekade ini.
James J. Padilla, yang terpilih sebagai chief operating officer pada 2004, dan William Clay Ford, Jr., masih memiliki jalan panjang. Memulihkan citra Ford dan mengembalikan perusahaan ke jalur keuangan yang sukses tidak diragukan lagi akan menjadi fokus mereka di tahun-tahun mendatang.
Perusahaan ini mencatatkan kerugian tahunan terbesar sepanjang sejarah, 12,7 miliar dolar AS pada 2006. Kerugian Ford terjadi sampai pada 2009. Meski begitu, Ford pernah mengejutkan Wall Street di kuartal kedua tahun 2007 dengan mengumumkan keuntungan 750 juta dolar AS. Namun perusahaan tetap rugi pada tahun itu dengan 2,7 miliar dolar AS, terutama karena restrukturisasi keuangan di Volvo.
Pada bulan Desember 2008 Presiden George W. Bush mengumumkan rencana penyelamatan keuangan darurat. Langkah itu diterjemahkan dengan membantu para pembuat mobil "Tiga Besar" —Chrysler LLC, General Motors Corporation, dan Ford — untuk mencegah runtuhnya industri otomotif negara yang sedang berjuang.
Rencana tersebut disusun dengan menyediakan 13,4 miliar dolar AS dana pinjaman pemerintah dari Program Bantuan Aset Bermasalah (TARP). Dana sebesar 700 miliar dolar AS yang disetujui oleh Kongres untuk membantu industri keuangan setelah krisis subprime mortgage.
Pinjaman tersebut akan memungkinkan perusahaan otomotif untuk terus beroperasi hingga Maret 2009, ketika mereka diminta untuk menunjukkan kelayakan finansial atau mengembalikan uang tersebut. Ketentuan tambahan mengharuskan perusahaan melakukan restrukturisasi.
Uang itu awalnya tersedia untuk General Motors dan Chrysle. Ford konon memiliki dana yang cukup untuk melanjutkan operasi dan, karenanya, tidak segera membutuhkan bantuan pemerintah.
Ford mengalami peningkatan penjualan dan pangsa pasar pada 2009. Pertumbuhan ini sebagian disebabkan oleh rencana "cash-for-clunkers" pemerintah federal, yang memberi konsumen hingga 4.500 dolar AS untuk perdagangan mobil model hemat bahan bakar baru. Selain itu, Ford mengadopsi berbagai langkah pemotongan biaya dan berfokus pada merek yang lebih kuat.
Pada 2010, produsen mobil itu menjual Volvo ke perusahaan China, Zhejiang Geely Holding. Beberapa bulan kemudian Ford mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan lini Mercury-nya. Namun, karena penjualan lesu, pembuat mobil itu ingin memperluas produknya.
Pada 2016, Ford Smart Mobility diciptakan untuk mengembangkan usaha berbagi mobil dan kendaraan tanpa pengemudi, di antara inisiatif lainnya. Tahun berikutnya pembuat mobil mengumumkan bahwa mereka meningkatkan lini mobil listriknya.
Namun, pada 2018 Ford mengumumkan bahwa mereka menghentikan semua mobil penumpangnya, kecuali Mustang dan Ford Focus Active. Sebaliknya, perusahaan akan fokus pada kendaraan pickup, SUV, dan crossover.
Catatan positif diraih Ford pada 2019. Revenue perusahaan naik 2,3 persen dari tahun sebelumnya dengan nilai 160,3 juta dolar AS. Laba bersih perusahaan juga cukup stabil di angka 3,7 juta dolar AS.
Pendapatan Ford anjlok 2,8 persen pada 2020 dengan hanya menghasilkan 155,9 juta dolar AS. Laba bersih perusahaan juga minus 98,7 persen dengan nilai 470.000 dolar AS. Dari catatan tersebut, Ford berada di peringkat 31 atau turun satu tangga yang sebelumnya berada di posisi 30 Global 500 versih Fortune.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: