Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Erdogan Ngotot Perang, Pengamat Keamanan Dunia: Turki Mau Ambil...

Erdogan Ngotot Perang, Pengamat Keamanan Dunia: Turki Mau Ambil... Kredit Foto: Reuters/Umit Bektas

Sementara Turki menilai ada yang salah dalam menterjemahkan hukum internasional dan Turki yakin Yunani telah melanggar hak-hak negara bulan sabit merah yang tertuang dalam Perjanjian Paris 1947 tersebut.

Hokayem berpendapat, atas dasar itulah kini Turki berusaha mewujudkan rencana besar mereka di masa depan dengan mengerahkan kekuatan militer ke Laut Mediterania timur.

Ketegangan di Mediterania timur mulai terjadi pada Juli 2020, berawal dari keputusan Turki untuk melakukan eksplorasi survei seismik yang digagas Stasiun Antalya Navtex di selatan dan timur Pulau Kastellorizo Yunani.

Kegiatan Turki itu membuat Yunani meradang, dan mereka memprotes tindakan itu. Ketika itu Turki sepakat menunda survei. Namun, pada Agustus 2020, Yunani dan Mesir secara sepihak menyepakati perjanjian batas wilayah di Laut Mediterania timur.

Turki marah besar dengan kesepakatan itu, dan Erdogan memutuskan untuk melanjutkan kegiatan survei. Tak hanya itu saja, Turki menarik semua armada perang yang sedang memperkuat NATO di Laut Hitam. Armada perang itu dikerahkan ke Laut Mediterania timur untuk mengawal kegiatan survei seismik yang dilakukan menggunakan Kapal Oruc Reis.

Tak hanya itu saja, Turki juga menggelar operasi militer bersandi NAVTEX di perairan Laut Mediterania. Dan operasi ini beberapa kali diperpanjang.

Bahkan tak hanya sampai di situ. Erdogan ngotot menyatakan siap perang jika Yunani memang menginginkannya. Apalagi ketika beberapa negara, seperti Uni Emirat Arab, Prancis hingga Jerman menyatakan mendukung Yunani berperang lawan Turki.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: