Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Emiten Penerbangan Kompak Dapat Rapor Merah, Siapa yang Paling Berdarah-Darah?

Emiten Penerbangan Kompak Dapat Rapor Merah, Siapa yang Paling Berdarah-Darah? Kredit Foto: Antara/Muhammad Iqbal

3. Indonesia Transport (IATA) - Rugi Rp29,64 Miliar

Nasib yang serupa juga dialami oleh perusahaan transportasi udara milik Hary Tanoesoedibjo, yakni PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk (IATA). Dilansir dari laporan keuangan perusahaan, IATA membukukan rugi bersih sebesar US$2,12 juta ataua setara Rp29,64 miliar pada semester I 2020. Angka tersebut membengkak 75,20% dari tahun sebelumnya yang hanya US$1,21 juta.

Bersamaan dengan itu, pendapatan IATA juga amblas sedalam 39,73% dari US$8,18 juta pada Juni 2020 menjadi hanya US$4,93 juta pada Juni 2020. Hampir semua sumber pendapatan IATA mengalami penurunan pada enam bulan pertama tahun ini. Penurunan paling dalam terjadi di pendapatan bisnis jasa sewa pesawat spot charter, yakni dari US$3,39 juta pada tahun 2019 menjadi US$494,64 ribu pada tahun 2020.

Pendapatan dari port management fee juga ikut terkontraksi pada periode tersebut. Jika Juni 2019 IATA mengantongi pendapatan US$3,01 juta dari pos ini, angkanya turun menjadi US$1,23 juta pada Juni 2020. Untungnya, pendapatan dari jasa sewa pesawat contract charter mengalami kenaikan dari US$2,77 juta pada 2019 menjadi US$3,21 juta pada 2020.

Pada dasarnya, IATA berhasil menekan sejumlah pos beban pada awal tahun 2020 ini. Misalnya beban usaha turun dari US$2,69 juta pada tahun lalu menjadi US$2,22 juta pada tahun ini. Begitu juga dengan beban pembiayaan yang angkanya turun dari US$723,42 ribu menjadi US$421,45 ribu. Beban pendapatan juga turun drastis dari US$344,46 ribu pada tahun lalu menjadi US$98,48 ribu pada tahun ini. 

Hanya saja, IATA tidak bisa terhindar dari kerugian lantaran pendapatan bunga mengalami penurunan signifikan dari US$2.187 menjadi US$389 pada enam bulan pertama tahun ini. IATA juga mengalami rugi selisih kurs sebesar US$791,59 ribu, di mana pada tahun sebelumnya tercatat untung selisih kurs sebesar US$131,71 ribu.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: