Bukan Hanya Kerja Keras, Miliarder Ini Akui Kesuksesannya Berkat Keberuntungan!
Keberuntungan lainnya adalah saat ini berkuliah arsitektur di Universitas Princeton meskipun jurusan itu tidak bertahan lama.
"Saya adalah arsitek yang buruk. Tapi ternyata saya adalah insinyur yang cukup baik, dan saat itu ilmu komputer belum ada. Di Princeton, saya masuk dan berkata, 'Lihat, saya pikir saya lebih suka komputer.'" ujarnya.
Schmidt kemudian lulus dengan gelar teknik kelistrikan dan kemudian mendapatkan gelar master dan Ph.D di bidang ilmu komputer di University of California, Berkeley. Saat itu adalah waktu yang tepat baginya bahwa industri komputer baru dimulai dan membawanya kepada kesuksesan.
"Saya mendapat keuntungan karena berada di awal industri komputer, jadi itu seperti keberuntungan yang luar biasa," kata Schmidt.
Memang, kemampuannya untuk mengejar minat pada komputer mendorong sisa karirnya. Schmidt, yang memiliki kekayaan sekitar USD12,7 miliar (Rp189 triliun) menurut Forbes, kemudian menjadi CEO Google dari 2001 hingga 2011 dan ketua eksekutif perusahaan induk Google Alphabet hingga mengundurkan diri pada Januari 2018 untuk menjadi penasihat teknis.
Schmidt juga mengatakan dia beruntung karena memiliki teman-teman yang dapat membantunya.
"Hal terbaik dalam hidup Anda akan datang dari orang-orang yang bergaul dengan Anda," kata Schmidt. "Itu telah bekerja dengan sangat baik untuk saya."
Schmidt bukan satu-satunya orang sukses yang mengakui betapa keberuntungan dari asuhan orang tua mereka telah memainkan peran penting dalam kesuksesannya. Miliarder lainnya yang mengakui hal serupa seperti Warren Buffett, Mark Zuckerberg dan Bill Gates.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: