Gak Main-Main, Bamsoet Dukung Trah HB II Tuntut Inggris Kembalikan Harta Raja Yogyakarta
Keluarga besar keturunan Sri Sultan Hamengkubuwono II (Trah HB II) merasa gerah dengan pernyataan yang dilontarkan Sejarawan Inggris Peter Carey dalam acara Webinar Forum Sejarah Jejak Peradaban: Menggali Warisan Membangun Masa Depan Sri Sultan Hamengkubuwono II.
Melalui Sekretaris Pelaksana Pengusulan Sri Sultan Hamengkubuwono II Pahlawan Nasional Bagoes Poetranto menyebutkan pihak Inggris harus meminta maaf pada pihak Keraton Yogyakarta khususnya para keturunan Eyang Sepuh Sri Sultan Hamengku Buwono II. Pernyataan Peter Carey yang menyebutkan peristiwa penyerangan pasukan Inggris ke Keraton merupakan suatu peristiwa yang harus dimaklumi pada saat masa perang,” kata Bagoes, dalam keterangan tertulisnya, Senin (12/10/2020). Baca Juga: Memelihara Lagi Gedung-gedung Elok Peninggalan Kesultanan Ustmaniyah di Ibu Kota Lebanon
Terkait hal itu Bagoes Poetranto bersikap bahwa apa yang dilontarkan Peter Carey sangat disayangkan dan membuat "luka" para Trah Hamengkubuwono II.
"Penyerbuan inggris dan Sepoy ke Keraton Yogya adalah hal yang biasa dan harus dimaklumi oleh keluarga Trah HB II. Karena pertama situasi perang dan pihak Inggris perlu logistik untuk pasukannya. Pada saat itu Keraton Yogya mempunyai harta benda yang besar," kata Bagoes mengutip pernyataan Carey di Webinar.
Ditambahkan Bagoes Poetranto selain itu Inggris juga harus mengembalikan aset HB II yang dirampas saat terjadinya Geger Sepehi, yang mengakibatkan tewasnya para pejuang keraton dan kerabat Sri Sultan Hamengkubuwono II.
"Pernyataan Carey saat di webinar yang menyebutkan pihak Inggris tidak perlu meminta maaf dan mengembalikan harta rampasan saat itu tidaklah obyektif dan kita diminta memakluminya. Selain itu kami juga tak sependapat bahwa pengasingan Eyang Sepuh HB II ke Penang merupakan salah satu bentuk pemaafan dari pihak Inggris," kata Bagoes Poetranto
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil