Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tak Mau Dituding Cuma Kambing Hitam Soal Gula, PTPN XI Lakukan Ini..

Tak Mau Dituding Cuma Kambing Hitam Soal Gula, PTPN XI Lakukan Ini.. Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
Warta Ekonomi, Surabaya -

Dewan Komisaris PTPN XI memandang ketersediaan akan kebutuhan bahan baku tebu menjadi prioritas utama dalam pencapaian produksi gula. Untuk mencapai target itu, jajaran direksi PTPN XI melakukan sinergi antar BUMN yakni Perhutani dalam perlusan area lahan.

Komisaris Utama PTPN XI, Dedy Mawardi mengatakan, ketersediaan lahan adalah kunci dari peningkatan produktivitas tebu, kurang tepat jika selama ini faktor pabrik selalu menjadi kambing hitam menurunnya produksi gula nasional, PG sudah berumur, tidak efisien dan sebagainya. 

Baca Juga: Dukung PSR, PTPN V Budi Dayakan Bibit Sawit Unggul

Memang faktor pabrik ada pengaruhnya tetapi kata Dedy Mawardi, selama ini sudah ditangani, teman-teman manajemen selalu lakukan maintenance rutin bahkan over hall seperti saat ini, selesai giling. Baca Juga: Penjualan Ritel PTPN Grup hingga Agustus Tetap Tumbuh

"Beberapa revitalisasi juga dilakukan oleh pabrik gula khususnya PTPN XI yang kesemuanya bertujuan adanya performa serta efisiensi pabrik. Tetapi kita juga harus melihat ke hulu, yakni ketersediaan tebu. Ketersediaan tebu bisa dipenuhi dengan adanya perluasan lahan tebu. Pabrik gula bertambah di Jatim tapi lahan tebu tidak bertambah bahkan berkurang. Akibatnya pabrik gula  "berebut" tebu dengan cara yang tidak sehat. Inilah yang harus menjadi fokus bersama para pelaku industri gula. Bagaimana caranya semua pihak yang berkepentingan bisa menaikkan luasan lahan tebu sehingga ketersediaan tebu sebagai bahan baku giling tercukupi," tegas Dedy Mawardi di Surabaya, Kamis (15/10/2020).

Pihaknya lanjut dia, telah menyoroti pola kerjasama pengelolaan lahan sebagai salah satu solusi menambah lahan tebu khususnya di wilayah kerja PTPN XI. 

"Beberapa waktu lalu menteri BUMN menyampaikan perlu adanya sinergi antara PTPN dengan Perhutani untuk pengadaan lahan tebu dengan memanfaatkan lahan milik Perhutani. Sinergi antar bumn ini, yakni Perhutani dengan PTPN XI sejak tahun 2017 sudah dilakukan melalui kerja sama  Agroforesty.

“Saya kira pihak perhutani juga akan menyambut baik kerjasama ini dan nampaknya perlu ditingkatkan untuk ketersediaan lahan tebu demi terwujudnya program Presiden Jokowi tentang ketahanan pangan nasional," ujarnya.

Sementara itu, SEVP Operational, Agus Setiono mengatakan, dalam langkah pemenuhan target gula pihaknya, terus berkomunikasi dengan Perhutani.

"Sejak 2017 kita sudah kerjasama pengelolaan lahan dengan perhutani dengan luasan total 1,834 hektar untuk lahan tebu tersebar di wilayah Madiun, Ngawi dan Bojonegoro. Dari jumlah tersebut yang bisa tertangani hingga saat ini baru 800-an hektar terkendala teknis. Kendala teknis akan kami bicarakan bersama untuk jalannkeluarnya. Terlebih pertengahan tahun lalu sudah ada pembicaraan dengan Perhutani, dan akan kami kembangkan lagi " terang Agus Setiono.

Perlu dikatahui,  selama musim giling tahun 2020 PG Pagottan menggiling sekitar 300  ribu ton tebu dan menghasilkan gula total sekitar 23 ribu ton GKP sedangkan PG Kedawoeng menggiling total 186 ribu ton tebu dan menghasilkan gula sekitar 12 ribu ton GKP.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: