Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Fakta-fakta Kasus Guru Dipenggal di Prancis, Diserang Usai Mengajar

Fakta-fakta Kasus Guru Dipenggal di Prancis, Diserang Usai Mengajar Kredit Foto: Unsplash/Zo Razafindramamba

Tidak tinggal diam, Samuel Paty mengajukan laporan balasan lantaran dinilai pencemaran nama baik.

Ayah dari seorang murid sekolah itu mengunggah video di YouTube yang menyebutkan bahwa gurunya sebagai preman yang perlu kembali ke bangku sekolah, dan meminta orang tua untuk bergabung dengannya dalam menuntut agar gurunya menghadapi tindakan disipliner.

Samuel Paty lantas pergi ke kantor polisi setempat, bersama kepala sekolah, awal bulan Oktober setelah terdapat keluhan hukum tentang pelajarannya.

Dalam laporannya, dia mengatakan pada penyelidik bahwa dirinya tak memahami apa yang telah terjadi, hal tersebut lantaran putri dari ayah yang mengeluh atas pelajarannya itu, dikatakan tidak ada di kelas pada hari itu.

Samuel Paty tinggal di dekat sekolah dan terbiasa berjalan melalui hutan untuk pulang, namun belakangan ia memutuskan untuk mengubah rutenya untuk pulang, lantaran merasa terancam sehingga ia memutuskan untuk berjalan melalui daerah pemukiman.

Sementara itu, Jaksa penuntut anti-terorisme Jean-Francois Ricard mengatakan bahwa pihak Kepolisian tengah mencoba untuk menentukan kejadian-kejadian menjelang kejahatan tersebut.

Selepas menghembuskan nafas terakhir, kerumunan pelayat termasuk sesama guru, politisi, dan pejabat lokal serta mantan murid Samuel Paty berkumpul di luar sekolahnya pada hari Sabtu, 17 Oktober 2020.

Prancis merupakan negara yang telah menghadapi beberapa tindakan terorisme terburuk di Eropa selama delapan tahun terakhir, dan dilaporkan bahwa pembunuhan pada hari Jumat, 16 Oktober 200 sangat mengejutkan dalam kebiadabannya, memicu luapan amarah, kesedihan dan kebencian di seluruh Prancis.

Di media sosial, tagar JeSuisProf atau Saya seorang guru muncul dan menjadi viral, mengingatkan pada tagar JeSuisCharlie, ekspresi solidaritas tahun 2015 pada Charlie Hebdo setelah pembantaian di kantornya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: