Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengupas Kekuatan Uni Emirat Arab yang Dominan di Timur Tengah

Mengupas Kekuatan Uni Emirat Arab yang Dominan di Timur Tengah Gedung kotamadya Tel Aviv menyala dengan bendera UEA pada 13 Agustus 2020, setelah pengumuman kesepakatan normalisasi Israel-UEA yang ditengahi oleh AS. | Kredit Foto: Twitter/Tel Aviv

'Sparta kecil'

Lokasi operasi mereka berikutnya adalah Afghanistan. Tidak diketahui sebagian besar penduduknya, pasukan UEA secara diam-diam beroperasi bersama NATO di negara itu, tak lama setelah kejatuhan Taliban.

Keberadaan pasukan militer UEA di Afganistan disetujui Putra Mahkota Abu Dhabi, Mohammed Bin Zayed.

Pada 2008, saya mengunjungi kontingen pasukan khusus mereka di Pangkalan Udara Bagram. Saya melihat bagaimana mereka beroperasi.

Bepergian di atas kendaraan lapis baja buatan Brasil dan Afrika Selatan, mereka menuju pedesaan Afghanistan yang terpencil dan miskin. Pasukan itu membagikan Alquran gratis dan kotak-kotak berisi permen. Mereka duduk bersama para tetua adat di perkampungan itu.

"Apa yang kamu butuhkan?" mereka bertanya kepada tetua kampung. "Masjid, sekolah, sumur yang dibor untuk air minum?" tanya mereka.

UEA akan menyetor uang saat kontrak proyek pembangunan dilelang ke perusahaan lokal.

Jejak orang UEA memang kecil, tapi ke mana pun mereka pergi, mereka menggunakan uang dan agama. Tujuan mereka adalah mengurangi kecurigaan warga lokal terhadap pasukan NATO yang kerap bersikap kaku dan kasar.

Di provinsi Helmand pasukan UEA bertempur bersama pasukan Inggris dalam beberapa baku tembak yang intens.

Mantan Menteri Pertahanan AS, Jim Mattis, menjuluki UEA sebagai `Sparta Kecil`. Sebutan itu mengacu pada profil UEA yang kurang dikenal dan berpopulasi kurang dari 10 juta orang, jauh melebihi bobotnya.

Reputasi yang rusak di Yaman

Lalu terjadilah krisis di Yaman dan berbagai kesulitan yang dialami pasukan militer UEA.

Ketika Pangeran Arab Saudi, Mohammed bin Salman, melibatkan negaranya ke perang saudara Yaman pada 2015, UEA juga turun tangan. UEA mengirim pesawat tempur F-16 untuk menggempur pemberontak Houthi. UEA juga mengirim pasukan ke selatan Yaman.

Pada musim panas 2018, UEA mendaratkan pasukan di Pulau Socotra yang memiliki letak strategis di Yaman.

UEA mengumpulkan pasukan di sebuah pangkalan yang mereka sewa di Assab, Eritrea. Mereka menghalangi pasukan yang hendak menyeberangi Laut Merah untuk merebut pelabuhan Hudaydah dari Houthi.

Perang di Yaman sekarang sudah berlangsung selama hampir enam tahun. Tidak ada pemenang yang jelas dalam perang itu. Kelompok Houthi tetap bercokol di ibu kota Yaman, Sanaa, dan sebagian besar wilayah negara itu.

Keterlibatan pasukan UEA telah menimbulkan korban jiwa, termasuk lebih dari 50 orang dalam satu serangan rudal. Tiga hari berkabung nasional digelar di UEA setelah peristiwa itu.

Reputasi UEA juga rusak karena hubungan mereka dengan beberapa milisi lokal yang tidak disukai dan berkaitan dengan al-Qaeda.

Laporan sejumlah aktivis hak asasi manusia menyebut bahwa UEA berkaitan dengan tindakan mengunci puluhan tahanan di dalam sebuah kontainer pengiriman. Orang-orang itu dilaporkan meninggal dalam panas terik.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: