Karenanya, Pertamina membatasi penambahan secara fakultatif, agar tidak disalahgunakan pengecer. Menurut dia, penambahan elpiji yang terlalu banyak dikhawatirkan akan membahayakan ketersediaan sisa kuota.
Ia mencatat hingga September 2020, pihaknya telah mendistribusikan elpiji 3 kg lebih dari 12,2 juta tabung di wilayah Kepri, hingga menyisakan kuota 3,4 juta tabung hingga akhir Desember 2020.
Jika penyaluran Oktober 2020 ditambah melebihi alokasi, lanjut Nurhidayanto, maka akan mengurangi alokasi pada bulan-bulan berikutnya. Padahal, pada bulan-bulan mendatang terdapat momen seperti Maulid Nabi, Natal, dan Tahun Baru 2021, yang secara historis menunjukkan peningkatan kebutuhan elpiji.
Baca Juga: Produksi Pertamax di Kilang Cilacap Naik, Konsumsi BBM Ramah Lingkungan Semakin Baik
"Itu sebabnya, kami berhati-hati melakukan penambahan penyaluran. Karena kuotanya tidak bertambah. Jika disalurkan terlalu banyak, apalagi kurang tepat sasaran, maka berisiko ketersediaan hingga akhir tahun," kata Nurhidayanto.
Dalam kesempatan itu, ia mengimbau masyarakat membeli elpiji 3 Kg di pangkalan resmi, sesuai dengan kebutuhan. Masyarakat tidak perlu menyimpan lebih banyak, demi menghindari pembelian berlebih.
Ia juga mengingatkan pihaknya akan menindak agen dan pangkalan yang melanggar ketentuan, seperti menjual ke pengecer.
"Selain itu, kami juga mendorong masyarakat mampu untuk mengonsumsi elpiji nonsubsidi. Pertamina menyediakan elpiji nonsubsidi seperti Bright Gas 5,5 kg dan 12 kg, agar elpiji subsidi 3 kg benar-benar digunakan oleh yang berhak," kata Nurhidayanto.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: