Kisah Perusahaan Raksasa: Gazprom, Taipan Migas Kaya Raya Warisan Uni Soviet
Gazprom juga menandatangani perjanjian resmi pertamanya dengan Royal Dutch Shell untuk bersama-sama mengembangkan lapangan Zapolyarnoe di Siberia barat. Akhirnya, pada Desember 1997, landasan diletakkan untuk proyek penting Blue Stream, yang akan membawa gas ke Turki melalui pipa di bawah Laut Hitam. Sebuah perjanjian ditandatangani antara pemerintah Rusia dan Turki untuk memasok Turki dengan gas Rusia senilai 25 miliar dolar AS antara 2001 dan 2005.
Gazprom menemukan mitra Norwegia pertamanya pada 1998. Itu terjadi setelah perusahaan menandatangani kerja sama pada Mei dengan Statoil dan Norsk Hydro untuk mencari endapan hidrokarbon di Laut Pechora.
Sayangnya, musim panas 1998 memberikan mimpi buruk. Ketika itu, ekonomi Rusia jatuh dan rubel pun runtuh. Meskipun penjualan di angka 16,1 miliar dolar AS, Gazprom kehilangan 7 miliar dolar pada 1998. Namun demikian, ukuran perusahaan dan asetnya yang luas membantunya bertahan dari kehancuran.
Terbantu oleh luasnya cadangan yang dimiliki, produksi Gazprom pada 1998 mencapai 544 miliar meter kubik, sedikit lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Di tahun ini pula, Gazprom juga lebih jauh membuka pintunya bagi investor internasional.
Dengan masuknya para pemegang saham internasional, jajaran direksi Gazprom memutuskan mengubah nama dan status Gazprom dari perusahaan saham gabungan Rusia (RAO) menjadi perusahaan saham gabungan terbuka (OAO).
Memasuki tahun 1999, Gazprom masih mengalami kesulitan dalam mengumpulkan pembayaran dan mencari dana untuk mengembangkan ladang gas baru dan membangun jaringan pipa baru. Menipisnya ladang andalan Yamburg dan Urengoi di Siberia barat, serta terus menghilangnya gas dari pipa Ukraina, menekan perusahaan untuk mengejar proyek baru.
Walaupun Gazprom kehilangan 2,8 miliar dolar AS pada 1999, beberapa langkah positif telah diambil selama tahun tersebut. Pada Februari, pinjaman dijamin untuk pipa Blue Stream ke Turki, dan perusahaan Italia Eni menjadi mitra Gazprom dalam proyek tersebut. Pipa tersebut direncanakan untuk diperpanjang 373 km di darat dari Izobilnoye ke pelabuhan Rusia di Laut Hitam, kemudian berlanjut sepanjang 396 km di bawah Laut Hitam.
Pada September 1999, bagian Polandia dan Belarusia dari jalur penting pipa Yamal-Eropa diresmikan. Dengan melewati Ukraina dan memberi Gazprom rute alternatif ke jaringan pipa Jerman, proyek tersebut diharapkan membuat pengiriman gas ke Eropa Barat lebih fleksibel dan lebih mudah untuk diarahkan. Pada 2000, 14 miliar meter kubik gas diekspor di sepanjang rute tersebut, membawa uang tunai yang berharga ke dalam perekonomian Rusia.
Transisi ke milenium baru di Gazprom ditandai dengan keterlibatan politik. Pada 1999 Kremlin mengambil langkah untuk meningkatkan kontrolnya atas Gazprom. Pada rapat pemegang saham tahunan bulan Juni tahun ini, mantan Perdana Menteri Chernomyrdin dipilih untuk melanjutkan jabatannya sebagai ketua dewan, menggantikan Vyakhirev, yang akan tetap menjadi CEO.
Di bawah Chernomyrdin, ada tuntutan agar dewan direksi dipilih kembali, karena negara, meskipun memiliki 38 persen saham di Gazprom, hanya diwakili oleh empat dari 11 direktur. Pemilihan umum baru, yang dilakukan pada Agustus, memberi pemerintah lima kursi.
Lebih banyak skandal dan keterlibatan politik mengaburkan urusan bisnis Gazprom tahun 2000. Artikel di Business Week dan The Economist melaporkan bahwa pemegang saham minoritas khawatir bahwa investasi mereka dihabiskan oleh salah urus dan pengupasan aset.
Banyak tuduhan berpusat pada transaksi dengan Itera, perusahaan berbasis di Florida yang bertindak sebagai perantara penjualan ekspor gas. Dalam satu kasus, Gazprom membayar pajak kepada pemerintah daerah Siberia dalam bentuk gas dengan harga murah.
Pemerintah Siberia menjual gas ke Itera dengan harga yang sama rendahnya. Itera kemudian menghasilkan 1,8 miliar dolar AS dengan menjual gas ke luar negeri hingga 30 kali lipat dari harga aslinya.
Pada Januari 2000 Yeltsin menyerahkan jabatannya kepada Vladimir Putin, yang kemudian dipilih kembali pada Maret. Banyak tindakan Putin tampaknya ditujukan untuk mengurangi kekuatan oligarki bisnis era Yeltsin.
Pada Mei 2000, Ketua Gazprom Chernomyrdin digantikan oleh Dmitri Medvedev, seorang pejabat yang memiliki hubungan cukup dekat dengan pemerintahan baru.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: